Bismillah...

Komentar ini sungguh jadi trigger buat saya.

Btw, nama komentatornya seperti jebakan ya?! Terima kasih loh, untuk ini :p. Kesannya kayak saya lagi marketing blog sendiri wkwk. 

Nama itu, bikin saya senyam-senyum sendiri. Mengenang nama "mentari pagi". Ketika saya memutuskan mengganti nama blog, tapi tentu saja tidak semudah itu menghapus nama pena yang melekat di ingatan kakak-kakak yang membersamai saya selama masa-masa sarjana saya. Masa labil galau yang sampai umur segini pun masih saya nikmati. Saya sendiri masih ngeh kalau ada yang sebut-sebut mentari pagi. Jadi geer sendiri. Geer; sibuk dengan pikiran senang sendiri padahal orang yang menyebutkan nama itu kadang ga tahu sama sekali maknanya bagi saya. Lucu aja. 

Terima kasih mengingatkan kembali.

Terima kasih memanggil jari-jari ini untuk kembali bercerita. Menata kata yang berserak ria di dunia imajinasi.

Ah, jangankan kamu, saya saja rindu! Harusnya saya yang merindu dengan segenap aktivitas yang menenangkan jiwa. Harusnya saya yang rindu karena saya yang butuh. Harusnya saya yang merindu sebab dari sana mula hati yang belajar lebih bijaksana :") 

Hm, sampai hari ini pun saya memang rindu, sama seperti kamu.

Lantas kalau kamu, kenapa rindu?

Bismillah,

Aku kembali.

Hening...
Tidak ada jawaban. Sunyi redam. Ruang hatimu menyambut aku tak bergeming.
Kecewa,
Berjuta tanya memenuhi dada lenyap seketika menyaksikan sesosok aku kembali ada.
Marah!
Kerinduan itu telah tumpah ruah menjadi gelisah
Tawa.
Pada akhirnya, segala rasa hanya menari-nari usil. Sesaat lalu sirna mengudara.
Karena sejatinya, kamu selalu menunggu sesosok aku dengan suka cita.
Kembali dari perjalanan kembara.
Menjemput raga yang teguh setia.

Huehehe :">
Apa kabar semuaaa?
Oh, hai! kamu siapa? #jejenggg

Aku author blog ini. Huh :((

Makanya siapa suru pergi-pergi lama. Kerumuman masyarakat pada bubar kan?
Anw, tida masalah! Saya akan nyalakan sinar mentari kembali di blog ini. Menyala-nyala hangat seperti fajar subuh hari \^0^/

Mon maaf lahir batin. Setelah ribuan purnama tak muncul, author kembali dengan segala suka cita dan riang gembira. Terima kasih untuk tetap tinggal, bagi yang masih menetap. Mohon maaf juga untuk yang pergi, ga sempet sungkeman dulu. Semoga segala khilaf yang terbungkus dalam kitab maya, luntur dalam rasa maaf dan keikhlasan.

Saya rindu menulis. Selalu.
Tapi kamu tahu kan? Rindu itu tak selalu di-"nyata"kan (baca: dijadikan nyata dalam tindakan)
Kadang ada rindu yang diredam dalam sajak-sajak harap juga doa. Ada rindu yang, hmm.. habis mau gimana melayang saja berserak ria
Mungkin begitulah rindu pada menulis di hati saya.
Tapi kini, alhamdulillah Allah mampukan jari-jari kembali menyapa.

So, apa kabar semua?
Semoga perjalanan Ramadhan kita dipenuhi amal dan limpahan pahala dari Rabb Semesta


Salam ceria,
Author

Bismillah

Lama sekali tidak menulis!
Nyaris dua bulan

Akhirnya, di minggu ini kesibukan soal sistem yang sedang kami usahakan bersama di kantor mencapai masa-masa tenang. Menunggu Rabu soal keputusan final. Mohon doanya ya :)

Tidak terhitung berapa kali tangan saya gatel mau buka blogger. Tapi ngga jadi-jadi. Hanya sekali ketika akhirnya blogspot mengirimi saya email untuk moderasi komentar yang mungkin sudah terlalu lama menunggu dimoderasi admin blognya. Ketika ingin menulis sesuatu pun akhirnya saya urung. Idenya nanggung-nanggung juga soalnya.

Oh iya, saya cuma mau bilang kabar saya baik! (Anggap saja kepedean ada yang nyariin. Ada! Buktinya, pihak blogspot haha sampe ngemail saya doong)

Lebih nyebelin mana ya, pamit bilang-bilang tahu-tahunya blog ngga bisa diakses atau blognya bisa diakses tapi jamuran ngga diisi lama? haha

Ah, tulisan ini belum ada muatan berfaedah sebetulnya. Cuma mau bilang, dalam beberapa hari mau post post beberapa renungan, serial, atau mungkin kisah nirfaedah lainnya tentang saya.

Hm,

I am fine! Thank you. And how about you, ma friend?

Bismillah,

#pgp

Saya, beberapa hari yang lalu hingga kini, menyempatkan kilas balik perjalanan tulisan di blog ini. Tulisan ketika blog ini masih bernama kakaknya, Mentari Pagi (wah sebut merk) yang kemudian bertransformasi saat ini menjadi Kisah Fajr.
Saya membaca setiap tulisan satu per satu, dan memainkan kembali kejadian dan perasaan yang saya alami di saat menuliskan kisah-kisah tersebut di dalam brain playlist.
Seketika, statistik pengunjung blog pun meningkat.
Lihat blognya dalam mode incognito ʘ‿ʘ ¯\_(ツ)_/¯

1. Lucu.
Di awal-awal menulis, saya masih menggunakan bahasa remaja jaman baheula (bukan now karena ngga mau latah-tapi ada niat juga! Heu!). Cenderung menggunakan bahasa aku-kau (yang semoga tidak kasar ketika dibaca oleh yang membaca karena sama sekali tidak berniat bicara kasar). Mari kita ungkapkan sebuah rahasia besar. Masih teringat bahwa dulu saya menulis dengan bahasa "aku" hanya karena mendengar katanya penggunaan kata "saya" adalah bentuk bahasa pribumi #eaaa. Iya, akibat istilah itu, familiar lagi akhir-akhir ini, saya malah ingat penggunaan bahasa yang saya pilih di blog dulu. Hm, atau juga ada kemungkinan pemikiran saya masih terpengaruh ala-ala danlap oskm itb, dasar anak baru! Well, walaupun sekarang sesekali saya masih menggunakan bahasa "aku" untuk pernyataan tertentu, seperti dalam syair dan beberapa tulisan yang sarat emosi (bukan marah tapi ditulis dengan mayoritas melibatkan perasaan). Eheeuu

Barangkali ada yang pernah membaca, bagian awal blog ini diisi dengan tulisan yang lebih parah gaje-nya dibandingkan tulisan dengan tag #pgp. Saya memulai blog ini dengan tulisan cerita aktivitas harian saya di kampus. Hingga ia benar-benar sukses menjadi tempat rekam jejak hari-hari perkuliahan saya, termasuk kehidupan saya di Bandung, turun-naiknya. Saat ini beberapa saya tutup dengan alasan sederhana, agar konten blog ini cukup homogen (ini alasan kerennya, alasan tidak kerennya karena kontennya gaje-nya tiada tara. Maafkan yang pernah membaca::saya sendiri::ya!dimaafkan::okesip).

Yang membahagiakan dari semua kelucuan ini adalah saya disadarkan kembali tentang proses belajar. Beberapa istilah, kesalahan bahasa, typo menjadi lebih sedikit salahnya seiring banyaknya tulisan yang saya buat. Tidak hanya itu saya juga menerima berbagai masukan, penambahan wawasan, nasehat dan teguran yang amat berharga untuk saya. Di sini saya belajar, zhahir dan batin.
Terima kasih terdalam saya untuk semua.

2. Sedih
Bicara tentang sedih, sebuah statement teman beberapa waktu lalu membuat saya menyadari sesuatu. Katanya, saya tidak pernah terlihat sedih. WeW kaka, WeW. Dia hanya melihat saya dalam dua mode, yang pertama senang, yang kedua berpikir. Benarkah? Hm, teman saya hanya beruntung saja. Tapi ya bisa jadi juga. Karenaaa, selain di waktu-waktu pribadi dalam dunia nyata, sedih-sedih itu tertulis di sini. Itulah hebatnya blog, saya ngga mau lah sedih sendiri. Jadi saya membagi-bagikannya hingga sedih saya berkurang bahkan habis. Uyee! Bagaimana, ada yang sedih membaca tulisan-tulisan di sini? Yes! #evilsmirk
Kalau tidak pun, saya tidak akan kecewa, karena itu berarti saya mampu mentransformasinya menjadi sesuatu yang lebih netral bila bukan yang membahagiakan. Lalu kalau iya sedih? Kembali, saya berterima kasih karena bersedia ikut bersedih bersama saya, walau tidak secara langsung, tapi bisa meringankan.
Bicara soal sedih, juga terjadi ketika blog ini mengalami masa kritis. Hem hem. Tulisan seorang teman, Kirei, mengingatkan saya soal itu. Jika ada yang ingat, homepage blog ini pernah menampilkan laman "See you in The Real Life", yang berturut-turut dengan kevakuman saya menulis. Sampai saat ini, saya masih sulit mendefinisikan perasaan sedih bagaimana ketika memutuskan demikian. Seolah tidak peduli, tapi ada semacam magnet yang menarik saya kembali hingga transformasi MP menjadi KF release. Saya tidak pernah merencanakan akan hobi menulis. Ah, siapa pula yang merencakan hobinya akan bagaimana. Tapi ternyata menulis bisa menjadi candu!

3. Gembira
Saya tidak dapat mengelak, bahwa bahagianya seseorang yang menulis dapat dipengaruhi oleh yang membaca tulisannya. Dan, yep. Komentar apakah itu pertanyaan, request dan feedback dari yang pernah berkunjung di blog ini berarti bagi saya.
Mayoritas anonim, walau sebetulnya secara pribadi konsep ini tidak fair dalam pandangan saya. Hanya masalah ketidaksepakatan dengan konsep "orang terkenal", ketika banyak orang mengenalnya, dan dia abai terhadap populasi tersebut. Ukhuwwah timbal-balik, dua arah is better for me. Tapi, perlu digarisbawahi tetap ada batas yang jelas ketika pandangan ini diberlakukan untuk manusia dengan unsur kromosom yang tidak seragam dengan saya :)) (IYKWIM). Jadi, menjadi anon tampaknya tidak buruk :p
Secara kontradiktif, saya juga tetap bahagia jika tidak ada komentar di tulisan-tulisan blog ini. Itu artinya, saya bisa "seolah-olah" bebas bercerita macam-macam. Ah, ya! Terima kasih pada silent reader yang telah mencipta nyaman bagi saya di blog di sendiri. Heuheu (siapa silent reader-nya::saya::okesamasama)
Sebetulnya, yang berharga adalah ketika seseorang blogwalking dan entah mengapa tersasar di sini. Setidaknya begitu skenario terbaik untuk pembaca blog ini dalam pikiran saya. Semacam ketika membuka random mushaf (yang secara kebetulan Allah gerakkan tangan kita) lalu mendarat di halaman sesuai dengan kondisi ruhiyyah. Atau memberikan pesan terbaik yang sejak hari itu kita bawa sepanjang perjalanan hidup. Menakjubkan, bukan? Tapi, tentu saja parameter ini tidak pernah saya ketahui nilainya, melainkan setiap yang membacalah yang menggenggam nilai tersebut. Semoga bermanfaat~

sub 3. Nyebelin
Tidak ada di sini yang menyebalkan, kecuali ketika berurusan dengan tampilan, themes, layouting blog :))
Kadang ribet, kadang seru sendiri. Kalau melelahkan, efeknya ya seperti kevakuman tidak jelas tadi^^". Kalau memuaskan, yaa.. apalagi selain tampilan blog baru. Refresh! Gembira!
Dan omong-omong, blogger picture bisa muncul lagi! Setelah kemarin-kemarin setiap comment saya harus pilih dari menu dropdown dan mengisi comment form secara manual melalui opsi "Name/URL" karena Google account-nya tidak synchronize otomatis. Efeknya, tidak ada penanda untuk author hiks. Tapi sekarang jadi ada. Gembira ulala~

Hm..Walaupun tidak hanya lucu, sedih, dan gembira karena memang banyak rasa yang ditumbuhkan di dalam ini, agaknya ketiganya cukup sebagai perwakilan.


Sekian kilas balik yang entah mengapa memanggil jiwa untuk menulis :)) #euleueuleu. Tulisan random juga sebenernya
Anyway, saya belajar!!!!! (>v<)/

Bismillah

#pgp

Ceritanya ada tetangga yang baru bikin rumah dan syukuran. Kita cukup perhatian karna setiap pulang pergi selalu ngelewatin calon rumah itu. Sampai tibalah hari syukuran rumah baru. Di parkiran rumah tetiba terpampang 3 mobil; Fortuner, Mercedes Benz, dan Jeep.

Sambil lewat terjadilah gosip bisik-bisik tetangga
:))
Uni: Liat liat, kiri. Lirik aja. Jangan norak
Saya: (malah ngeliatin dengan norak)
Uni: olang kayyaa
Saya: ngga begitu ngerti mobil ni haha (baca: ngga peduli), emang kenapa?
Uni: Wiiih, itu mobil mahal 3-3nya
Saya: Emang berapa?
Uni: Lebih mahal daripada harga diri kamu pokoknya. Ntar kalo kamu tw kamu tersesat, hilang arah wkwkkwk
Saya: Waaa, hmmm daripada harga diri uni juga lah. Harga diri seharga mahar yak wkwkwkwk
Uni: Iya uni juga hahaha
Saya: Kan tapi belom ni. Nanti nanti bisa dibikin mahal fufufu #evilsmirk
Uni: Yakin?
Saya: Engga laaah. Astagfirullah. Nyunnah aja hihihi (Tiba-tiba inget...wanita yang baik ringan maharnya...istri rasulullah yang masyhur kehormatannya aja, maharnya ngga lebih 500 dirham. You? You? You siapa? You one >v<)

#bukangalau #bukanpencitraan #cumabecandaan #nokode #kodedikompi

Bismillah...

Ini pgp loh, pgp (penting ga penting)
Sila disekop eh sekip ajaaa qaqa~

Rese adalah...
Waktu jalan pagi cuma niat nyari nasi kuning di depan SD.
Ngeliat gerombolan anak pada ngumpul di lapak bapak yang jual mobilan, balon, kapal-kapalan, mainan banyaklah pokoknya, jadi mendekat.
Siku-siku tangan direnggangkan lalu nyempil memecah masa, ngabisin space. Ngga nyadar sama sekali badan gede. Ikut liat-liat dan ikut juga pasang wajah tertarik. Nongkrong aga lama. Lalu pindah ke lapak seblak micin. Melakukan hal yang sama, lama dan ga beli. Sampaaaaaai bunyi bel tanda masuk kelas terdengar.
Tujuannya adalah supaya anak-anak generasi penerus bangsa ini jadi ga jajan sembarangan yang ga penting, lebih hemat, terutama no micin. Apalagi setelah spacenya dipersempit dengan kedatangan tante sok raksasa. Muehehhee. Harusnya sebagian ada yang merasa bete dan ga mood jajan kalo gini.
Trus sampai kontrakan menyesal karna tanpa (yang mungkin juga dengan) sengaja menghalangi rezeki orang T∆T #hiks

Bismillah,
Bismillah,
Lillah...

#Disclaimer: Tulisan ini hanya untuk yang mengerti. Yang kebingungan, ini sungguh gak penting sebetulnya. Jadi silakan di-sekip aja yak (* v*)b
hehe
ehehe
ehehehe
ehehehehe
#ketawatiwisendiridulu

Mengawali 2017 yang telat sebulan...

Jika ada yang kenal dengan tulisan-tulisan di sini, Selamat! :))

Wartawati: Kak, kok kakak labil kak?

Saya: Eleuh eleeuuh.. Teh Wati mah. Saya udah pernah state itu sendiri dan saya cukup sadar. wkwkwk jangan diperjelas atuh.

Jadi ya begitu, saya migrasi dari blog sebelumnya. Migrasi interface-nya saja tapi tidak controller dan datanya. Jadi beberapa tulisan dan watermark gambar poster mungkin masih mengandung unsur masa lalu fufufu :">

Wartawati: Apa maksudnya migrasi interface saja itu Kak?

Saya: As you can see, judul beda, footnote author juga beda, URL blog ini juga beda. Tidak ada lagi URL lebay bin alay yang menggelikan itu. I try to be normal now B-)

Wartawati: Ada cerita apa di balik 'Final' dan 'Comeback!' ini Kak?

Saya: Wah, pertanyaan bagus, Teh Wati!
Saat 'Final', saya berniat melindungi yang membaca maupun yang menulis. Semoga niat itu terwujudkan.
Selama dua bulan ini saya mencoba berhenti bercerita. Saya, terhadap diri sendiri seperti sengaja membuang tak acuh segala pengingat. Masih dengan pemikiran yang sama. Bahwa tulisan-tulisan saya sesungguhnya adalah evaluasi untuk diri sendiri-selain yang dengan tag: pgp tentunya. Mungkin terkesan egois dan self-oriented. Tapi bagi saya ini adalah cara untuk tidak terlalu banyak berkomentar soal orang lain dan lebih sering bercermin. Hm, memang beberapa terinspirasi dari sekitar, tapi saya mengambil pelajaran dari sana untuk mengingatkan diri tentang hakikat. Tentang muara dan hilir. Untuk beberapa waktu, saya kehilangan waktu-waktu kontemplasi yang biasa saya nikmati saat menulis di sini. Selama dua bulan belakangan, jika saya mendapatkan pelajaran baru, satu dua poin saya tuliskan singkat dan selebihnya terabaikan. Well, buku catatan saya tidak dibawa ke mana-mana. Namun blog, selama terhubung ke internet, dapat diakses di mana saja kan? Hm, menulis tangan tidak lebih cepat dibanding mengetik. Menyimpan file di local storage tidak lebih awet dibandingkan di cloud. Begitulah.
Ohya, ternyata menulis blog itu, bagi saya, dapat menjadi percepatan saat menulis dokumen. Akhir-akhir ini banyak sekali tugas yang harus diketik sebelum dikumpulkan. Tidak menulis membuat saya mengalami perlambatan dalam menyelesaikan tugas. Hipotesis saya, stimulus yang biasa saya latih dan munculkan saat menulis di blog, kini menjadi jarang dilatih hingga saat menulis tugas dokumen saya lebih sering stuck T-T.
Beginilah, saya memperbarui diri :")
Jadi 'Comeback!' adalah solusi saya untuk masalah-masalah yang tersebut di atas #cemTesis

---
Semoga bisa menjadi pelajaran~

Tdatdaaaa 
Onegai Shimaaaasu!!

Bismillah,
Bismillah,
Lillah,

--MC
Assalamualaikum warahmatullah wabarokatuh.
Salam terbaik penghuni surga itu, ini, bukan salam ganesha yaa. Salam ganesha itu salam terbaik pemuda bangsa :)) yaampun yaampun arogansi woy! Istigfar

Setelah menyimak, merenung, memahami, menimbang dengan seksama dalam tempo yang sangatlah lamanya,
Dewan Author Tertinggi Tunggal
Menyeepakati
Meneeetapkan
Memuuutuskan bahwa,
tulisan ini adalah tulisan akhir author di blog mentari pagi.
...
Tik tok tik tok tik tok

Marilah kita simak sepatah dua patah ka-ta dari author

--Author
Ehem.. Ehem..
Setelah tujuh tahun hobi curhat, penting ga penting, banyak error dan sesekali doang back to my sense-nya yang rada bener dikit gitu, ini akan menjadi wadaa'ii a.k.a farewell a.k.a salam perpisahan saya di blog mentari pagi fufufu.
In sya a Allah seminggu dua minggu setelah tulisan ini dipublish, url yhuemoon aneh bin alay ini akan saya tutup fiuh.

Terima kasih ya teman-teman telah berkunjung scroll-scroll, dan memeriahkan blog ini huhu kuterharu! Terima kasih terdalamku padamu qaqa #dramasikit!  I'm like TT

Seperti tujuan asalnya blog ini adalah untuk berbagi hikmah yang saya kutip di muka bumi (tentu saja bukan seperti mengutip komedo di "muka" saya #yiaks) saya berharap semoga setiap kita dapat terus belajar dan menerjemahkan hikmah kehidupan ini. Blog ini hanyalah satu di antara banyak sekali perantara penyampai hikmah di sekeliling kita. Selamat mencari selamat terus menempa diri menjadi muslim sejati! #orasimembahana

Lalu jika ada janji yang mestinya saya tunaikan, silakan kontak saya, nuhun. Kontak saya gampang dicari hihi mel imel~
Biar hutang saya segera lunas dan tidak membuat nyawa saya terkatung-katung antara langit dan bumi jika waktu saya sampai nanti T.T

Akhirul kalam, wabillahi taufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh #cemdai'yahkondang :D

Tetaplah bersinar secerah mentari pagi! :)
La'alallahu yubaarikuna fi kulli umuurina :D

Bismillah,

Urusan itu sederhana saja.

Jika Allah tidak memampukanmu menunggunya,

Jika Allah melemahkan pendirianmu terhadapnya,

Jika Allah tidak meneguhkan perjuanganmu padanya,

Jika Allah membuatmu yakin menghentikan segalanya,

Jika Allah memalingkan hatimu darinya,

Jika Allah membuat sulit jalanmu dengannya,

Sekalipun kamu pikir dia cukup baik,
Walaupun kamu pikir kamu cukup seimbang,
Bahkan keduanya dalam derajat keimanan serupa,

Sederhana saja,
Allah tidak berkehendak kamu bersamanya dalam ibadah masa depanmu.
Ada yang lebih baik, ada yang tepat.

Lantas, jika sebaliknya?
Semoga ia adalah masa depanmu, teman akhiratmu.

Berbahagialah setiap hamba dengan jalan kehidupannya.
Semoga senantiasa dalam perlindungan Yang Maha Kuasa.

untuk semua hati yang menduga-duga

-----
Catatan tambahan:
Guna meminimalkan prasangka yang tercipta Di kalangan pembaca, (fufufu)
Tulisan ini hadir karena ketidaksepakatan saya terhadap banyak tulisan/puisi yang isinya mungkin ada sesal dalam hati orang-orang yang me/di-lewatkan. Mengapa urusan itu menjadi seolah rumit karena penyesalan? Padahal ia sederhana. Sesederhana setiap urusan yang dimulai dengan ketawakalan. Muaranya adalah keridhaan yang Maha Menentukan

Bismillah,

Long weekend ini saya hadir di acara nikahan & resepsi kakak sepupu. Temen main bareng yang tiap tahun selalu dirindu dan ditemu. Dulu waktu kecil kita (uni-saya-dan kakak-kakak sepupu) suka surat-suratan sambil belajar nulis juga, memastikan kita akan pulang kampung di hari yang sama lalu merencanakan permainan yang akan dieksekusi saat bertemu.
Sekarang sudah pada gede dan cukup umur untuk membangun keluarga baru--azeeekk! Si kakaknya loh maksud sayaaa :))

Ceritanya,
Kan kalo acara keluarga gitu rame ya. Banyak orang tua, remaja dan terutama anak-anaknya.
Nah, siang itu di lokasi lagi panas banget. Sebagai tim pengembira yang kerjaannya cuci piring, sok sibuk ga jelas dan hahahihi (nyobain semua makanan dengan alasan nawarin om atau tante lalu bantu ngambilin tapi dua porsi karna satunya buat saya), saya akhirnya ke toko deket rumah membeli sirup. Bareng kakak sepupu, kami membuat minuman dingin yang cuma beredar di area belakang.

Saya baru akan menyeruput minuman segar saya sebelum para krucil-krucil datang (ponakannya suami kakak saya yang nikah ini-Mereka unyu sekali, saat melihat kakak keluar dari ruang pengantin, mereka berteriak kegirangan dan terkagum-kagum memanggil si kakak). Mereka sangat antusias meminta minuman sirup yang sama dengan yang ada di gelas saya.
Lalu, dengan cerdasnya pimpinan pasukan itu (yang umurnya paling tua) berkata, "aku ngalah aja tante biar adik-adik duluan" padahal dia baru kelas dua sekolah dasar. Kebayang lah yaa adik-adik di bawahnya sekecil dan selincah apa. Eh, adik-adik yang lain juga ikutan bilang aku ngalah aja tante kakak aja duluan. Semua ikutan bilang gitu. Baik hati banget kaaan?
Lalu saya yang sedang konslet karena cuaca terik tapi minum es, tanpa sadar (heuleh) bilang,
"Nanti yang ngalah malah ngga kebagian minuman segernya loooh. Gimana? Masih mau ngalah ngga?" ngegodain mereka seru juga. Yang gede sih ketawa aja, tapi yang bocah kecil malah langsung terpengaruh hahaha! Dianya langsung bilang,
"Tante, tante! Aku yang duluan ya. Aku mau yang pertama. Kakak mana gelasnya, kasi ke tante"
"Aku nanti aja, kalau semuanya udah kebagian"
"Kalau kakak ngalah nanti ga kebagian loh"
Lalu bocah bocah yang lain ingin menjadi yang pertama juga!

Trus saya merasa duw-waduw sendiri ^^"
Kayaknya Ibu anak-anak ini mesti ngebenerin didikan yang sesat yang para bocah baik hati ini dapatkan entah dari mana~~

Tuh kan, anak kecil mesti banget diakrabkan dengan hal-hal baik (•v•)b

Bismillah,

pgp loh ini, pgp!

Gigi: Ririiiiiiiiiiii!!!!
Riri: Da pa, da pa Gi?
Gigi: Kok si Author ga pernah mention cerita kita lagi ya?
Riri: Hihi, iya nih! Kita jadi kurang eksis yak
Gigi: Ayo kita mengheningkan cipta bareng mengingat jasa-jasa kita terhadap blog ini Ri!
Riri: Kita demo aja Gi! << provokator
Gigi: Ide bagus!
Riri-Gigi: Munculkan kami! Munculkan kami Thoooooor!

Bismillah,

Sebagaimana dahulu kita asing,
Sedetik lagi, kita kembali menjelma asing. Hingga tiba saatnya, segala kenangan bermuara ke lautan, tak kusisakan barang setitik dalam ingatan. Hanya doa sebagai salam perpisahan. 

Doa, agar kelak kita adalah teman
Yang saling setia dalam dua kehidupan...

Bismillah,

Ada yang bertanya, mengapa aku tidak pindah rumah. Ke komplek sebelah, yang memiliki jauh lebih banyak fasilitas. Lokasinya lebih strategis, dan mudah dikunjungi banyak orang.

Ah, ini pertanyaan basi, bahkan untukku sendiri.
Sudah sering. Terlalu sering aku bertanya pada diri sendiri, mengapa. Aku bahkan punya tanah di komplek itu, sekali dua kali kutempati. Ingin mencoba fasilitas yang ditawarkan. Namun, aku berakhir terusik, tak nyaman. Well, walau sesekali aku heran mengapa fasilitas yang sama tidak tersedia di komplek perumahan ku yang sekarang. Keluhan standar, cepat hilang menguap. Toh, tidak terlalu masalah. Di tempatku yang sekarang aku cukup, tidak ada fasilitas itu tidak masalah. Aku bisa mensiasatinya. Rumah di sana, tidak nyaman untukku. Terlalu ramai, dan itu bukan berita baik buatku.

Aku tidak suka keramaian.
Keramaian itu membuatku bertaruh dengan niat semula mengapa aku ber-rumah.
Jadi, jika ingin mencariku, aku di sini. Aku hanya punya satu rumah.
Rumah yang di dalamnya aku hidup, bersama kata, bait dan makna.
Iya, di sini.

Bismillah,

Saya punya kompor yang pake gas tabung. Tapi umurnya sudah lama sejak tingkat satu dulu. Berarti sekarang umurnya 6 tahun-an. Jadi kondisinya parah, kompornya tidak bisa mengunci tabung gas, kalaupun bisa malah bocor. Akibatnya jika dihidupkan bisa meledak. Pernah waktu itu meledak, alhamdulillah banget ngebenerinnya lagi di luar kamar jadi ngga terkurung udaranya. Gas dalam tabung langsung bereaksi dengan udara luar. Jadilah saya dan uni membeli kompor baru.

Salah satu toko yang kami kunjungi ternyata tidak menyediakan kompor yang kami inginkan, sambil terus mencari kami menemukan kompor kecil praktis yang biasa digunakan orang-orang untuk camping atau naik gunung (ga tau namanya). Kami memutuskan membelinya.

Lalu hari ini telfonan sama mama,
Mama: Udah makan Nak?
Aku: Belum ma
Mama: Ga masak?
Uni: Ih, udah makan ma. Dia laperan..
Mama: Makan lagi Nak..
Aku: Hehe iya Ma.
Mama: Kompor yang kemarin gimana?
Uni: Jadinya beli kompor baru yang kecil Ma, praktis
Aku: Itu ma yang bisa dibawa-bawa kecil daripada piring bahkan lingkarnya Ma
Mama: Eh nak, belikan mama juga..
Kami: Lho, buat apa maaa?!
Mama: Supaya mama bisa masak sambil nonton tv
Kami: Mama ngelawaak!! Haha XD

~Sekian dulu cerita ini~

Bismillah,

Bukan tipikal yang responsif kalo ngeliat boneka. Tidak memprioritaskan boneka sebagai hadiah, tapi ngga menolak juga kalo dapat boneka, ahahha. Pada dasarnya mendapatkan hadiah memang menyenangkan sih terlepas dari isinya apa, tapi niat tulus yang memberikannya yang bikin senang ehehe. Karena itu, boneka-boneka di rumah tetap dijaga baik2, dirapi-rapi dan dihindarkan dari debu. Soalnya saya bisa maklum dan ngga mungkin ngomel2 kan kalo dikasi boneka (ngapain juga -_-), terutama mengingat saya sekolah di tempat yang isinya putri semua. Tentu saja hal yang lucu bin unyu begitu banyaaaak dan laris manis. Kalo saling memberi hadiah, boneka selalu ada. Dan peluang saya dapet boneka tentu bisa dihitung. Contohnya saja saat tasyakuran kelulusan dulu :3
Jadi kalo ketemu boneka saya biasa aja, biasa banget malah (Siapa? Yang nanyaaa!!). Cenderung horror sendiri kadang, apalagi kalo berbi. Belum lagi (eehmm, soal itu 'yang tidak boleh disebut kasusnya' ke-sarap-an. -replaceKataDasar(a, u) - beberapa kejadian ditemukan di asrama Ahiii) "dia"nya bisa bersarang di boneka gitu macam anabelle)

Jadi inget dulu pertama kali masuk asrama, saya ngeliat alas kasur teman-teman ada boneka-bonekanya. Saya mau juga karna menganggap itu sebagai "trend". Lalu saya bilang ke mama. Kata Mama, itu ngga perlu diikutin, yang penting alas kasurnya bersih. Ngga dipake buat lap tangan abis makan gorengan sebelum tidur haha! (Ga lah kalo ini. Anak kelas satu kalo disuru ustadzah wudhu dan sikat gigi ke kamar mandi sebelum tidur ya patuh ngikut aja, ngga makan juga abis itu).

Ternyata, walau ditanggapi begitu, suatu hari mama kunjungan ke asrama dengan menghadiahkan alas kasur baru. Saya senang sekali, setidaknya alas kasur saya berwarna, tidak seperti 2 alas kasur yang dibagikan ketika pendaftaran, berwarna biru pucat dan putih. Ala rumah sakit,  semua orang mengakuinya (ups-ssstt) ^^". Alas kasur seragam ini digunakan bersama ketika perlombaan kebersihan dan hias asrama. Alhamdulillah tidak benar-benar seperti rumah sakit, karena di atas kasur dihiasi dengan bunga dan bentuk-bentuk lain yang dibuat dari selimut.

Balik lagi, tapi kesenangan saya hari itu langsung expired dalam waktu kurang lebih satu jam, karena saat mama pulang dan saya kembali masuk asrama berniat mengganti alas kasur, yang saya lihat ketika membentangkan kain itu adalah muka berbi yang amat sangat bueecaaall memenuhi permukaan kain. Apa ngga horror T.T

Saat itu saya ga mungkin komplen ke mama langsung bilang ga suka kan. Karna secara spesifikasi mama saya benar membelikan yang ada bonekanya, cuma ya berbi. Saya ngga lengkap menyampaikan batasannya. Woh, macam pemeran antagonis beud kalo protes, "Mama, aku tuh ga sukak yang kayak gini. Aku maunya yang itu! Ini buang aja bleuh bleuh bleuh" -ck dikira papa ongkang-ongkang kaki di kantor trus langsung dapet duit?
Jadinya saya oprec siapa yang mau menggunakan alas kasur baru itu. Ada yang mau, anaknya emang girly banget :)) alhamdulillah. Kenapa? Saya? Ooh, masih bertahan dengan alas kasur biru pucat. Ini lebih aman dibanding berbi. Hehehe.
Mama ga tahu kalo saya ngga suka alas kasur itu sampai pertengahan kelas dua, ketika pulang mama sadar alas kasur itu masih terlalu tampak baru untuk dikatakan telah dipakai bergilir beberapa kali dengan alas kasur lain. Dipake temen saya cuma sekali waktu itu soalnya. Alhamdulillah ketika di rumah alas kasur itu diberdayakan sebagai alas kasur di kamar tamu (kadang-kadang ditempati paman adik mama yang sering mampir ke rumah. Ah, paman mana peduli soal alas kasur, yang penting tidur nyaman kali ya. Kesini nya muka berbi itu tertutup tumpukan tikar kapuk, bantal-bantal kekurangan kapas, dan benda sejenisnya setelah paman lebih jarang mampir karena sudah menikah). Oiya, terakhir saya cek, alas kasur biru ala rumah sakit itu penuh berisi tanda tangan adik saya dan teman-temannya menggunakan spidol. Well :))

Tapi boneka yang saya tunjukkan digambar ini menarik perhatian saya banget :3
Inti dari tulisan panjang lebar tinggi ini cuma mau kasi liat boneka yang menarik perhatian ini. Hahaha! Ceritanya jadi panjang sampe alas kasur :3

Bismillah,

FYI, bana adalah bahasa Minang dari banget.

Lama tidak menulis. Dan saya rindu menulis di sini, padahal ada banyak hal yang dapat diceritakan selama beberapa hari belakang.
Bicara soal rindu, ternyata dari apa yang saya alami, saya mengambil pelajaran bahwa rindu bukan sekedar perasaan yang muncul begitu saja lantas diabaikan. Rindu itu butuh penjagaan agar tidak berkurang intensitasnya. Agar setiap hari perasaan itu tetap sama dan utuh, bahkan bertambah sehingga ketika pemenuhan rindu itu dilaksanakan, momennya menjadi amat syahdu (aseek-kata paling tepat yang saya temukan untuk menggambarkan rindu yang terobati).
Misalnya, perasaan rindu pada Quran. Ketika duduk bersila bersama kitab suci membuat kita betah berjam jam dan enggan beranjak sedikitpun dari tempat duduk. Itu adalah rindu. Rindu yang mesti dijaga agar setiap hari perasaan itu selalu sama ketika besok kita membukanya lagi. Apa? Kalau rindunya tidak sama/berkurang/bahkan tidak ada? Silakan dicoba, kita membacanya hanya sekedar pemenuhan target harian. Tutup-habis. Dan kita pun jadi tahu, bahwa hari itu, tidak ada rindu ntuk Quran....
Rindu untuk orang tua. Hari itu rindu, lalu kita berbicara dengan intonasi yang amat menyenangkan hingga perasaan senang itu sampai pada orang tua kita. Entah dengan apa perasaan itu terbang, yang jelas sampainya amat cepat dan ketika sampai menimbulkan rasa aman di hati tiap-tiap orang tua. "Anakku hari ini baik-baik saja, aku bahagia mereka bahagia" mungkin begitu batin mereka berkata.
Hmm, ya ya rindu rupanya kamu begitu..
Sebagai tambahan, tentu saja yang saya bicarakan adalah perasaan rindu yang halal lagi baik. Kita tidak berbicara selain itu.

Lalu bicara soal baik. Saya selalu penasaran rahasia kebaikan dalam setiap jalan-jalan hidup yang Allah izinkan kita ambil. Karena sering kali ketidakpahaman dan ketidaksabaran membuat kita lupa bahwa ada rahasia yang menyimpan nilai-nilai kebaikan dalam keputusan. Dia (nilai-nilai tadi) mungkin tidak muncul saat itu juga, ketika keputusan kita jalani, namun muncul berhari-hari, berminggu, bahkan bertahun-tahun setelah jalan hidup itu kita hayati dengan keikhlasan. Setelah kita belajar untuk menerima dan ikhlas. Dan tentu saja dengan melibatkan keputusan Allah sebelum pengambilan langkah.

Bicara soal keputusan, mengambil langkah untuk menjalani suatu keputusan yang kelak mempengaruhi masa depan itu, sulit ya? Tapi ternyata (lagi-lagi menurut pengalaman saya), mempertanggungjawabkan keputusan itu jauh lebih sulit. Tidak bisa sembarangan, jika ternyata keputusan itu membuat kita tidak nyaman, lalu seenaknya melepaskan dan pergi. Selalu ada konsekuensi, yang tentu saja kita tidak ingin ia disesali di kemudian hari.

Lalu, membahas tentang penyesalan. Hari ini kita mungkin menyesal, lalu beberapa hari berikutnya kita bertemu dengan situasi yang membuat kita "tidak jadi" merasa menyesal. Hari ini mungkin kita senang, lalu beberapa waktu ke depan ada saja yang membuat perasaan senang itu menguap. Kita bersedih, dan jatuh. Beberapa hari berikutnya kita akan menemukan dan diingatkan kembali oleh sumber semangat kita selama ini.
Tapi semua bentuk perasaan itu bisa diubah menjadi konstan "selalu bahagia" dengan apa yang kita kenal dengan syukur. Saya pikir tidak mudah, karena ada satu-dua kondisi ketika kita harus memaksa diri untuk kembali memaknai kata "Alhamdulillah".
Sungguh menakjubkan bagaimana Allah membolak-balikkan hati.
Semoga ia senantiasa dalam koridor keridhaan ilahi.

...

Bismillah,

Saya punya pertanyaan, kalo lagi lowong boleh bantu jawab yak biar ngga krik-krik haha.
Ini murni benar-benar (boros kata--") untuk menjawab rasa ingin tahu saya soal ini.
Pertanyaannya:
"Apa yang akan teman-teman lakukan jika punya uang 7 milyar?"
Asumsi uang tersebut diperoleh dengan jalan yang halal :D

Hem,,
Kalau saya ingin (berdasarkan prioritas) :

1. Beli buku tafsir, hadits, fiqh, aqidah/ tasawuf, cerita para nabi yang shahih dan bukan israiliyyat (sebenernya ini ke-cover sama Quran ya?), biografi Rasulullah-Sahabat dan Sahabiyyah, biografi ulama mazhab & ulama hadits, buku sejarah dan peradaban islam, semua jenis
2. Semua buku diktat dan sumber kuliah yang berkaitan dengan computer science yang asli, bukan bajakan atau ebook-ebook ilegal yang statusnya mungkin ada yang ngga diikhlaskan penulis buat dibajak T-T
3. Beli server super canggih buat keperluan riset :))
4. Sisanya beli tanah dan untuk pembangunan sebuah wadah yang terbebas dari misi dan hasrat pribadi, bersih dari niat keren-kerenan, terbuka tapi teguh dalam kebenaran - tidak untuk penyebaran sebuah paham/ aliran/ tidak menyesatkan

ditulis supaya kelak suatu hari jadi pengingat (>,<)
Trus trus, kamu gimana?

Bismillah,

Tidak boleh ada manusia yang takut pada manusia lainnya.
...
Kecuali,

Mas-mas ganteng yang takut sama "buncis" (>vv<) hahaha~~

Di sebuah tempat makan,
Ada mba-mba brewokan (mungkin lupa cukuran sebelum berangkat) bernyanyi asal sambil memainkan kecrekannya, lalu mampir ke sebuah meja,
"Maaas mas ganteng ngga mau ngasi~
Mas ganteng ngga mau ngasi~"

Ngga perlu diulang berkali-kali, segitu aja cukup untuk mengisi bungkus permen relaxa yang dibawa-bawa si mba-mba ini, dan membuat mereka beranjak menuju target berikutnya. Ngga perlu lama-lama.
Lalu, tinggallah si mas-mas (yang kata mba-mba tadi) ganteng dengan perasaan was-was dan merinding. wkwkwkwk :))

Duh, sayang ngga bisa ngeliatin momennya, tapi ini lucu banget!
#hiburanmalamminggu

Bismillah,

Maafkan atas ketidakstabilan dalam mengakses blog ini. Maafkan maafkan~

Saya berniat ganti tema blog lalu cari ke sana ke mari, edit sana sini. Tak kunjung pas di hati. T-T.
Trus kesel sendiri, berniat migrasi ke buku diary. Tapiii ngga jadiii~~
Nulis di buku diary suka lama karna ganti-ganti warna pulpen, biar tulisan menarik haha.


Sebenernya akhir-akhir ini entah bagaimana saya bertanya-tanya pada diri sendiri, "Akan sampai kapan saya menulis di sini?", bagaimana jika blog ini tidak pernah diupdate lagi? Apakah yang saya tinggalkan ini menjadi jariyyah di waktu nanti, dan pertanyaan-pertanyaan sejenisnya yang saya tidak paham jawabnya.
Jika sudah begitu, mana bisa saya warning atau meminta maaf jika ada troubleshoot lagi. Dan itu terjadi bukan terhadap blog ini, tapi penulisnya sendiri. Jadi saya kasihan dengan blog ini kalau nanti tak diurus lagi, hingga kemarin sempat saya ganti settingnya jadi privasi. Lalu saya berpikir lagi, kalau begitu saya akan menutup peluang berbagi hikmah di sini. Jadi saya kembali, ehehehe. Semoga nanti kalo terjadi, yang saya tinggalkan di sini dapat menjadi cahaya bumi :")

Itu saja :D
...

Saya, yang masih sibuk dengan pikiran sendiri