Bismillah,

Perumpamaan hati yang sempit dan hati yang luas,
Seperti samudra dan segelas air.
Setetes racun tak akan menggoyahkan samudra,
Samudra menerimanya ikhlas lagi lapang.
Menetralkannya kembali dan ia tetap teguh menjadi samudra

Tidak begitu dengan air di dalam gelas,
jika air itu menerima racun ia tak mampu berbuat apa-apa
Tempatnya terlalu sempit
Untuk membebaskan diri, hingga tanpa sadar
Air akan berubah menjadi racun

Teman,
jadikan hati kita seperti samudra.
Yang mampu dengan ikhlas menerima
Menerima kekurangan, kritikan, pengaruh negatif,
Juga menerima berbagai kata maaf yang terucap maupun yang tidak
Lalu, menjadikannya netral kembali
Menjadi hati yang tetap teguh pada jalan ilahi


Hati, jadilah engkau samudra hati
Yang meneguhkan pada kebenaran hakiki

Bismillah,

Benarlah kiranya,
Kita mesti selalu berhati-hati.
Menimbang-nimbang perkataan dan perbuatan
Yang terucap sederhana dan kadang sekenanya dari kita
Bisa jadi diterima orang lain sebagai suatu hal yang besar
Begitu pula berlaku terhadap perbuatan
Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa mendatang


Allah, lindungi kami dari kemudharatan yang dihasilkan hati, mata, telinga,
tangan dan kaki kami di masa lalu...

Bismillah,

--------------
Program Fitrah Manusia;

/*Kamus*/
type Human : boolean;

procedure PeaceLoving ();
/*Intial Statement: Manusia yang memahami hakikat dirinya, yang membenci peperangan. Al-Baqarah 216
Final Statement: Manusia yang menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar. Ga pendukung KB apalagi LGBT karna kedua hal ini tujuannya mereduksi populasi generasi penerus peradaban. Huh!
*/

/*Algoritma*/
Human←false;
if PeaceLoving()
{ 
   Human←true;
}

/*end of program*/
-----------------

Hanya meneruskan pesan Khatib yang menyampaikan kajian di waktu magrib lalu.

Sejatinya, manusia diciptakan benci pada peperangan. Walau ada kalanya peperangan itu menjadi wajib ketika kita diperangi lebih dulu, tanpa pernah memulainya terlebih dahulu. Maka pembelaan terhadap agama ini adalah sebuah amalan yang bernilai amat tinggi. Jihad. Sekalipun pertumpahan darah itu tidak dikehendaki hati kecil kita.
Manusia-manusia yang mencintai peperangan dan pertumpahan darah adalah manusia yang tidak waras dan mengingkari fitrahnya...

Semoga Allah melapangkan hati dan pikiran kita dengan maaf dan kedamaian
Semoga Allah menguatkan langkah-langkah kita dalam berjihad, terutama jihad melawan hawa nafsu kita sendiri
Aamiin ya Rabbal 'aalamiin

Fiuh, lama tak ngoding :))
Duh, kangen #heuleu #gayapisan

Bismillah,

Ya, saya yang sepenuhnya telah tumbuh.
Bukan lagi balita yang bebas berkeliaran ke sana ke mari sesuka hati tanpa tahu batu kerikil sangat menjebak di depannya. Berlarian mengejar balon dengan tertawa riang begitu menggemaskan. Makan coklat bahkan makan nasi berlepotan tapi terlihat lucu.

Bukan.
Bukan anak kecil yang bermain masak-masak, bermain tali putar, bermain batu gundu, bermain petak umpet, bermain dewi-dewi.

Bukan pula remaja yang bangun tidur, sholat, ke sekolah, pulang sekolah, makan, sore main, malam wirid. Di waktu-waktu kosong "berkhayal" mau jadi apa di masa depannya

Tapi,
Saya sudah dewasa.
Tidak berkhayal lagi sekenanya tetapi memiliki mimpi yang menyimpan tujuan.
Telah lulus kuliah Strata 1 pula.

Menjadi kakak tidak lagi sekedar mengisengi adiknya.
Menjadi guru yang seyogyanya membimbimbing generasi Indonesia selanjutnya,
Mereka pula-lah generasi Islam.

Ya.
Saya telah tumbuh
Dan seiring dengan itu, tumbuh pula kekhawatiran.
Kekhawatiran untuk menjaga,
Kekhawatiran untuk melindungi,
Kekhawatiran besar yang bersembunyi dalam setiap dukungan.

Saya bukan lagi menjadi objek kekhawatiran itu bagi guru-guru saya.
Tapi kini sayalah guru itu, dan setiap guru memiliki kekhawatiran yang sama.
Tak ada yang ingin anak didiknya gamang menghadapi masa depan.

Di satu sisi, saya memiliki keyakinan bahwa sumber motivasi terbesar dalam diri seseorang adalah dirinya sendiri. Walau telah berbuih-buih seorang guru memberi nasehat, sumber dan titik balik terbesar dalam diri seorang murid adalah dirinya sendiri.
Hanya kepada Rabb segala harap tertumpah...


Rabb, jangan biarkan kami menjadi golongan yang celaka karna meninggalkan generasi yang buruk di belakang kami

bismillah


Lebur sudah jasadku
Oleh api kecemasan
Hampa sudah hatiku
Digerogoti kekosongan

Hendak aku hilang terbang
Menembus awan menyimpan harap
Sayapku perih patah
Terkapar aku berselimut sesal

Beku sudah ragaku
Diterjang badai kebimbangan
Hampa sudah hatiku
Bahkan tanpa keheningan

..

Bismillah,

"Sesungguhnya segala amalan dimulai dengan niat. Dan sesungguhnya bagi tiap-tiap urusan sesuai dengan apa yang diniatkan. Barang siapa yang hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya, maka ia hijrahnya menuju Allah dan Rasulnya. Dan barang siapa yang hijrahnya karna dunia yang diingininya atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya menuju apa yang dihijrahkannya itu" (muttafaq alaih)

Bismillah,

Gigi: Lagi ngapain Ri?
Riri: Oh, hei Gi! Hem..Ini lagi baca aja. Kamu dari mana?
Gigi: Dari warung beli jajanan. Yakin baca?
Riri: I-ya-kin, emang kalo bukan baca keliatan apa, Gi?
Gigi: Melihat buku •v•
Riri: Bisa...
Gigi: Judulnya apa Ri?
Riri: Agar Bidadari Cemburu Padamu-nya Salim A. Fillah
Gigi: ACIEEEE! Yang pingin bikin bidadari cemburu!
Riri: Haha, daripada bikin bidadari cemburu aku lebih ingin tetep bareng-bareng walau di episode kehidupan yang berbeda :3
Gigi: Adududu, kamu emang udah punya kriteria buat dia?
Riri: Kriteria? Hm...
Gigi: Maksudnya syarat-syarat gitu, btw ini topik langka Ri, haha!
Riri: Aku juga paham kalo kriteria kata lainnya syarat-syarat Gi. Tapi,
Gigi: Tapi?

...

Riri: Aku pikir, bukankah standar itu sudah Rasulullah ajarkan. Ketaatannya pada Allah dan kemulian akhlaknya, nasab yang jelas asal usulnya, mampu dan memiliki tekad yang kuat dalam penghidupan, serta menentramkan
Gigi: Menentramkan dari segi?
Riri: Pikiran. Paradigma. Dzan. Prasangka. Maksudku, dengan itu kita dibinanya, kan? Kalo paras, itu bonus dari ketaatan. I think.
Gigi: Yakin cuma itu? Ga ada tambahan?
Riri: Menemukan yang ketaatannya pada Allah "selalu" berhasil mengalahkan ketaatan pada nafsu duniawi sepertinya sudah cukup sulit ga sih Gi? Bahkan kita sendiri saja masih...Ya Rabb,

...

Riri: Oiya, kamu sendiri punya tambahan?
Gigi: Hm, seperti suka petualangan dan mau diajak naik gunung?
Riri: Jadi itu?
Gigi: Boleh ga? Haha. Aku salah sih kalau menetapkannya sebagai standar akibat memenuhi keinginan pribadi yang ga mendatangkan maslahat bagi umat melainkan bagi diri sendiri saja. Benerkan?
Riri: You know :)
Gigi: tapi kalo dapat bonus begitu bagus bangetlah! Haha
Riri: Gi, saat ini, aku sedang berdiri di hadapan kaca besar. Kalau aku memandangnya, yang aku lihat adalah kekosongan. Aku ingin melihat diriku di sana. Kira-kira gimana?
Gigi: Cermin. Jadi kamu mencari pesulap yang dapat mengubah kaca menjadi cermin?
Riri: Tidak perlu pesulap kok Gi. Hanya fisika-kimia sederhana. Tapi belum saat ini.
Gigi: Kenapa tidak? Ada apa dengan saat ini?
Riri: Kaca itu masih kotor. Tertempel debu amat tebal di permukaannya. Kalau Aku menemukannya, aku tidak ingin penglihatanku terhalang karna kaca yang tak bersih lagi tak jernih. Jadi mau aku bersihkan dulu.
Gigi: Boleh juga.
Riri: Oiya Gi, aku tidak bermaksud mengubah kaca itu menjadi cermin lho. Cukup ada sepasang mata yang menjadi cerminku. Mata yang di dalamnya tergambar masa depan.
Gigi: Ri, kok horror ya? Matanya melayang-layang sendiri gitu? Korban tragedi Bintaro?!!!! Kamuu, cuma butuh sepasang mata kan?

Statement Gigi meletuskan balon-balon imaginasi Riri.
Oh man! Jadi ga bisa tidur! Gigiiiiiii!

--------
Dear sahabat,
Menjadilah baik karna Rabb
Menjadilah taqwa kepada Rabb
Menjadilah mujahid untuk Rabb

Bismillah,

Mama: Nak, ga makan kuini?
(Pertanyaan begini mendandakan Mama yang sudah hapal kalau stock buah-buahan di rumah sorenya abis itu karna saya)
Saya: Engga ma (? statement ini wajib diragukan lho!)
Mama: Alhamdulillah..
Saya: Kenapa Alhamdulillah Ma?
Mama: Mama bisa makan puas :))

Beberapa detik kemudian, duduk di sebelah Mama yang sedang sibuk buka kuini
Mama langsung ngerti dengan memberikan potongan kuini.
Saya: Ehehehe

Beberapa detik lagi diam sambil liatin mama makan. Dikasi potongan baru lagi. Tapi ada item-itemnya sedikit. Ya, tahulah kuini itu entah kenapa suka banyak ulatnya. Pernah penasaran, tapi akhirnya saya abaikan. Semoga ada kesempatan untuk diteliti atau tunggu diberitahu informasi lengkap mengenai ini.

Saya: Ehehehe, makasi Ma
Karna ada item-item sisa sarang ulatnya, saya bersihkan dulu. Melihat saya begitu, Mama komentar
Mama: Engga apa-apa. Makan aja Nak, vitamin....
Saya: Iya Ma? #kaget
Mama: Iya, bener. Vitamin U
Saya: Oooo..
Mama senyum-senyum manis

Tik, tok, tik, tok
Saya: Mamaaaaaaaaaa -___-"

Pantesan aja dbms  Saya loadingnya lama banget bahkan nyaris not responding  pas mau akses queri di Tabel Kandungan Makanan
select * makanan where mengandung= "Vitamin U"
Jadi yang dimaksud Mama dengan Vitamin U itu adalah Vitamin dari Ulat ( ' w ');
Bukan Vitamin U sebagai anti-ulcer vitamin atau enzim metilmetionin (baru banget di-insert info ini ke otak)

Masih lanjut,
Mama membuka kuini kedua, potongan bagus dikasi ke saya
Saya: Kok Mama kasih yang bagus terus? Yang bagus buat Mama gimana?
Mama: Yang bagus yang dikasi ke anak. Ke orang lain juga begitu.
Saya: Iya Ma, siap :">
...

Cerita sebelum tidur,
Selesai :D

Seseorang bisa saja menghilang,

Ditelan kabut tanpa kata

Hingga ada orang lain yang kehilangan. 

Tapi Rabb tidak pernah menghilang,

Lalu, pertanyaannya 

Mengapa manusia kehilangan?

#tulisangaje
#tidakuntukdibaca
#skipaja
#peringatansatu
#peringatandua
#peringatantiga
#yauda
#sokwelah

Daaan...
Mungkin ini adalah waktunya untuk insyaf.
Dari segala bentuk perkataan dan tindakan alay bin lebay yang selama ini terpendam.
Aku harus menjauh darimu jika ingin masa depanku selamat, Ay (bukan Ayang, tapi panggilan kecil untuk si Alay bin Lebay) #nangis #ingusan #mulai

Sedang mengejar deadline revisi. Khawatir editornya ngga percaya kalo revisinya emang saya yang bikin dan malah ngira dilakukan oleh oknum bernama aneh. Butuh verifikasi buat diubah namanya, trus inet di asrama tak mendukung karna tinggal sisa-sisa paket (udah kepake buat ngadu-ngadu di blog, blog ga perlu kuota gede)
Ada ngga yang laptopnya diinstall pake nama saya, pinjem #naikturunalis #sempatsempatnya :))

Jadinya, guling-guling aja sampe ketiduran ah~~

#Selamat
#Andatelahmembuangwaktu
#karnamembacapostini
#postjebakan
#istighfar