Pelampiasan
Bismillah,
...
Apa jika aku berdiam diri, begini, seperti sekarang ini, kamu mampu mengerti, betapa aku ingin menumpahkan isi hati yang selama ini aku pendam seorang diri.
Apa kamu ingin mencoba memahami, kata yang berlari kian kemari, mengitari qalbu dan fikri yang acap kali tersendat menembus lisan ini hingga hanya mata yang berakhir mengamati
Apa rela jika waktumu terhenti, untuk sekedar menanti, kisah demi kisah yang kamu kira sekadar fantasi, namun di sana aku menempatkan hati
Apa kamu siap menjadi pelampiasan kisah tak berujung ini?
RA.Y
Seringkali yang memendam lupa,
BalasHapusBahwa tidak mudah seseorang untuk menggali dan tanpa sengaja menemuka "kotak rahasia" yang lama dipendam di sana.
Padahal ada cara yang lebih mudah, jika benar-benar ingin menunjukkannya.
Kita yang tahu tempat persisnya. Maka gali, dan ambil. Lalu serahkan kotak rahasia itu.
#gaktahunyambungapagak wkwkwk.
Hola Kireii!!
BalasHapusLong time no berkabarrr
Bila diserahkan, apa tak akan gentar menghadapi blackbox?
Sesuatu yang undefined. Bisa jadi tawa, bisa jadi duka?!
Baru baca balesannya lah hehe. Lama tak bersua. Sulit untuk berkabar kalau via sosmed atau apa. Mau kirim-kiriman suratkah? Via slowly teh hehe. my slowly ID N7Z2QX. Barangkali minat hehe.
BalasHapusTentang blackbox yang undefined, tentu gentar lah. Baik yang menyerahkan maupun yang menerima. Ada banyak pertimbangan.
Tapi untukku yang lebih nyaman berteman kata, aku memilih untuk menggali blackbox dan menuangnya dalam kata. Setidaknya itu lebih baik, ketimbang terkubur dalam memori dan alam bawah sadar.
Tapi kalau berani untuk menyerahkan black box, dan membuka sedikit demi sedikit yang terpendam. Barangkali reaksi dan hasil akhirnya tidak seburuk yang kita bayangkan. Karena dalam setiap hubungan, semakin kita terbuka dan memberikan kepercayaan kita, semakin kuat pula ikatannya, in syaa Allah.
Wallahua'lam.
Ada orang yang ketika kita bertemu, kita menempatkan kepercayaan padanya 100%. Namun berkurang seiring berjalannya waktu, bisa jadi sebab sejauh renggangnya ikatan, selama putusnya komunikasi, bahkan sedalam pedihnya pengkhianatan.
BalasHapusAda orang yang ketika kita bertemu, sulit sekali menempatkan kepercayaan. Namun ia tumbuh sejalan dengan kesatuan visi, sesering rutinnya bercengkrama, hingga senada detak jantung yang berdegup dalam nada-nada keselarasan.
Di manapun hamba menempatkan rasa percaya pada kawannya, tidak lebih tentram menempatkan percaya pada Tuhannya.
Bener ga kira-kira? :D