Dunia Hujan (1)

Bismillah...


"Tes..."
Itu kamu, batinku.
Dengan sigap aku beranjak menuju bukit belakang rumah. Aku tidak peduli, kerikil, dataran terjal, lumpur, harimau penghuni hutan ini sekalipun. Apapun itu sungguh aku tidak peduli. Hari ini aku harus mengatakannya.
Sesegera mungkin aku memacu langkah. Berat. Kamu harus tahu ini perjuanganku untukmu. Ini semua tidak masalah, sebentar lagi juang ini bertemu puncaknya. Aku bahagia dan kuharap kamu begitu pula.
Beberapa langkah dalam hitungan jari, aku berada di puncak. Tolong kali ini dengarkan aku.
"HUJAAAAAN!!! AKU MENCINTAIMU!"

...
...

Huh. Seperti itu lagi. Aku berakhir menertawakan diri sendiri. Teriakan ini tak pernah sampai kepadamu. Kamu selalu sibuk dengan duniamu. Dan aku lagi-lagi kalah oleh gemuruh dunia yang semakin menderu itu.


Aku hanya kerikil di antara derasnya percik airmu
Aku adalah redam di tengah riuhnya nada rintikmu

---
Bersambung


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.