Senyum yang Merekah

Bismillah,

Aku masih ingat. Betul-betul ingat.
Sore tahun lalu, kita berpapasan dan saling bertukar sapa.
Walau sejujurnya aku yang cerewet dan kamu seperti biasa sekedar senyum membalas semua omelan recehku.

Sebatas itu.
Keadaan ini antara aku yang tak enak hati bertanya macam-macam lebih jauh dan kamu yang sibuk dengan berjuta pikiran dan perasaan. Aku begitu ingin membantu, tapi aku pun tak banyak tahu. Segala sangka yang berputar di kepala pada akhirnya tertuang dalam doa. Harapan agar segala entitas yang mengelilingimu mencipta bahagia dan kamu senantiasa Allah jaga.

Jika selama ini kita bertemu secara kebetulan, sore kemarin kita membuat kesepakatan.
Bertemu di tempat yang penuh keberkahan, di waktu yang juga membawa berkah; hujan.

Seusai salam dan doa kamu telah menungguku di sana bersama bingkisan dan... senyuman.
Senyuman yang merekah.
Aku melihat ketulusan.
Kamu seperti enam/ tujuh tahun lalu saat kita sering bercerita.
Hari itu aku melihatmu dengan hati yang lebih tertata, bijaksana dan semakin dewasa tentu saja ;-)

Kita mungkin tak menghabiskan sehari semalam untuk bertukar cerita.
Namun lewat pertemuan yang sesaat, aku tahu kamu kini lebih baik, kamu jauh lebih kuat
Dan aku yakin, dalam ujian kehidupan setelah ini pun, kamu mampu melaluinya.
Aku mungkin tak di sana, tapi Allah selalu membersamai dalam tiap detak dzikir jantung kita, dalam hembusan nafas juang kita, ya kan?

Kamu,
Jaga diri baik-baik ya
sebagaimana Maryam menjaga diri
Kuatkan hati juga ya
seperti teguhnya Maryam menjalankan amanah Ilahi

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.