Kilas Balik
Bismillah,
#pgp
Saya, beberapa hari yang lalu hingga kini, menyempatkan kilas balik perjalanan tulisan di blog ini. Tulisan ketika blog ini masih bernama kakaknya, Mentari Pagi (wah sebut merk) yang kemudian bertransformasi saat ini menjadi Kisah Fajr.
Saya membaca setiap tulisan satu per satu, dan memainkan kembali kejadian dan perasaan yang saya alami di saat menuliskan kisah-kisah tersebut di dalam brain playlist.
Seketika, statistik pengunjung blog pun meningkat.
Lihat blognya dalam mode incognito ʘ‿ʘ ¯\_(ツ)_/¯
1. Lucu.
Di awal-awal menulis, saya masih menggunakan bahasa remaja jaman baheula (bukan now karena ngga mau latah-tapi ada niat juga! Heu!). Cenderung menggunakan bahasa aku-kau (yang semoga tidak kasar ketika dibaca oleh yang membaca karena sama sekali tidak berniat bicara kasar). Mari kita ungkapkan sebuah rahasia besar. Masih teringat bahwa dulu saya menulis dengan bahasa "aku" hanya karena mendengar katanya penggunaan kata "saya" adalah bentuk bahasa pribumi #eaaa. Iya, akibat istilah itu, familiar lagi akhir-akhir ini, saya malah ingat penggunaan bahasa yang saya pilih di blog dulu. Hm, atau juga ada kemungkinan pemikiran saya masih terpengaruh ala-ala danlap oskm itb, dasar anak baru! Well, walaupun sekarang sesekali saya masih menggunakan bahasa "aku" untuk pernyataan tertentu, seperti dalam syair dan beberapa tulisan yang sarat emosi (bukan marah tapi ditulis dengan mayoritas melibatkan perasaan). Eheeuu
Barangkali ada yang pernah membaca, bagian awal blog ini diisi dengan tulisan yang lebih parah gaje-nya dibandingkan tulisan dengan tag #pgp. Saya memulai blog ini dengan tulisan cerita aktivitas harian saya di kampus. Hingga ia benar-benar sukses menjadi tempat rekam jejak hari-hari perkuliahan saya, termasuk kehidupan saya di Bandung, turun-naiknya. Saat ini beberapa saya tutup dengan alasan sederhana, agar konten blog ini cukup homogen (ini alasan kerennya, alasan tidak kerennya karena kontennya gaje-nya tiada tara. Maafkan yang pernah membaca::saya sendiri::ya!dimaafkan::okesip).
Yang membahagiakan dari semua kelucuan ini adalah saya disadarkan kembali tentang proses belajar. Beberapa istilah, kesalahan bahasa, typo menjadi lebih sedikit salahnya seiring banyaknya tulisan yang saya buat. Tidak hanya itu saya juga menerima berbagai masukan, penambahan wawasan, nasehat dan teguran yang amat berharga untuk saya. Di sini saya belajar, zhahir dan batin.
Terima kasih terdalam saya untuk semua.
2. Sedih
Bicara tentang sedih, sebuah statement teman beberapa waktu lalu membuat saya menyadari sesuatu. Katanya, saya tidak pernah terlihat sedih. WeW kaka, WeW. Dia hanya melihat saya dalam dua mode, yang pertama senang, yang kedua berpikir. Benarkah? Hm, teman saya hanya beruntung saja. Tapi ya bisa jadi juga. Karenaaa, selain di waktu-waktu pribadi dalam dunia nyata, sedih-sedih itu tertulis di sini. Itulah hebatnya blog, saya ngga mau lah sedih sendiri. Jadi saya membagi-bagikannya hingga sedih saya berkurang bahkan habis. Uyee! Bagaimana, ada yang sedih membaca tulisan-tulisan di sini? Yes! #evilsmirk
Kalau tidak pun, saya tidak akan kecewa, karena itu berarti saya mampu mentransformasinya menjadi sesuatu yang lebih netral bila bukan yang membahagiakan. Lalu kalau iya sedih? Kembali, saya berterima kasih karena bersedia ikut bersedih bersama saya, walau tidak secara langsung, tapi bisa meringankan.
Bicara soal sedih, juga terjadi ketika blog ini mengalami masa kritis. Hem hem. Tulisan seorang teman, Kirei, mengingatkan saya soal itu. Jika ada yang ingat, homepage blog ini pernah menampilkan laman "See you in The Real Life", yang berturut-turut dengan kevakuman saya menulis. Sampai saat ini, saya masih sulit mendefinisikan perasaan sedih bagaimana ketika memutuskan demikian. Seolah tidak peduli, tapi ada semacam magnet yang menarik saya kembali hingga transformasi MP menjadi KF release. Saya tidak pernah merencanakan akan hobi menulis. Ah, siapa pula yang merencakan hobinya akan bagaimana. Tapi ternyata menulis bisa menjadi candu!
3. Gembira
Saya tidak dapat mengelak, bahwa bahagianya seseorang yang menulis dapat dipengaruhi oleh yang membaca tulisannya. Dan, yep. Komentar apakah itu pertanyaan, request dan feedback dari yang pernah berkunjung di blog ini berarti bagi saya.
Mayoritas anonim, walau sebetulnya secara pribadi konsep ini tidak fair dalam pandangan saya. Hanya masalah ketidaksepakatan dengan konsep "orang terkenal", ketika banyak orang mengenalnya, dan dia abai terhadap populasi tersebut. Ukhuwwah timbal-balik, dua arah is better for me. Tapi, perlu digarisbawahi tetap ada batas yang jelas ketika pandangan ini diberlakukan untuk manusia dengan unsur kromosom yang tidak seragam dengan saya :)) (IYKWIM). Jadi, menjadi anon tampaknya tidak buruk :p
Secara kontradiktif, saya juga tetap bahagia jika tidak ada komentar di tulisan-tulisan blog ini. Itu artinya, saya bisa "seolah-olah" bebas bercerita macam-macam. Ah, ya! Terima kasih pada silent reader yang telah mencipta nyaman bagi saya di blog di sendiri. Heuheu (siapa silent reader-nya::saya::okesamasama)
Sebetulnya, yang berharga adalah ketika seseorang blogwalking dan entah mengapa tersasar di sini. Setidaknya begitu skenario terbaik untuk pembaca blog ini dalam pikiran saya. Semacam ketika membuka random mushaf (yang secara kebetulan Allah gerakkan tangan kita) lalu mendarat di halaman sesuai dengan kondisi ruhiyyah. Atau memberikan pesan terbaik yang sejak hari itu kita bawa sepanjang perjalanan hidup. Menakjubkan, bukan? Tapi, tentu saja parameter ini tidak pernah saya ketahui nilainya, melainkan setiap yang membacalah yang menggenggam nilai tersebut. Semoga bermanfaat~
sub 3. Nyebelin
Tidak ada di sini yang menyebalkan, kecuali ketika berurusan dengan tampilan, themes, layouting blog :))
Kadang ribet, kadang seru sendiri. Kalau melelahkan, efeknya ya seperti kevakuman tidak jelas tadi^^". Kalau memuaskan, yaa.. apalagi selain tampilan blog baru. Refresh! Gembira!
Dan omong-omong, blogger picture bisa muncul lagi! Setelah kemarin-kemarin setiap comment saya harus pilih dari menu dropdown dan mengisi comment form secara manual melalui opsi "Name/URL" karena Google account-nya tidak synchronize otomatis. Efeknya, tidak ada penanda untuk author hiks. Tapi sekarang jadi ada. Gembira ulala~
Hm..Walaupun tidak hanya lucu, sedih, dan gembira karena memang banyak rasa yang ditumbuhkan di dalam ini, agaknya ketiganya cukup sebagai perwakilan.
Sekian kilas balik yang entah mengapa memanggil jiwa untuk menulis :)) #euleueuleu. Tulisan random juga sebenernya
Anyway, saya belajar!!!!! (>v<)/
#pgp
Saya, beberapa hari yang lalu hingga kini, menyempatkan kilas balik perjalanan tulisan di blog ini. Tulisan ketika blog ini masih bernama kakaknya, Mentari Pagi (wah sebut merk) yang kemudian bertransformasi saat ini menjadi Kisah Fajr.
Saya membaca setiap tulisan satu per satu, dan memainkan kembali kejadian dan perasaan yang saya alami di saat menuliskan kisah-kisah tersebut di dalam brain playlist.
Seketika, statistik pengunjung blog pun meningkat.
Lihat blognya dalam mode incognito ʘ‿ʘ ¯\_(ツ)_/¯
1. Lucu.
Di awal-awal menulis, saya masih menggunakan bahasa remaja jaman baheula (bukan now karena ngga mau latah-tapi ada niat juga! Heu!). Cenderung menggunakan bahasa aku-kau (yang semoga tidak kasar ketika dibaca oleh yang membaca karena sama sekali tidak berniat bicara kasar). Mari kita ungkapkan sebuah rahasia besar. Masih teringat bahwa dulu saya menulis dengan bahasa "aku" hanya karena mendengar katanya penggunaan kata "saya" adalah bentuk bahasa pribumi #eaaa. Iya, akibat istilah itu, familiar lagi akhir-akhir ini, saya malah ingat penggunaan bahasa yang saya pilih di blog dulu. Hm, atau juga ada kemungkinan pemikiran saya masih terpengaruh ala-ala danlap oskm itb, dasar anak baru! Well, walaupun sekarang sesekali saya masih menggunakan bahasa "aku" untuk pernyataan tertentu, seperti dalam syair dan beberapa tulisan yang sarat emosi (bukan marah tapi ditulis dengan mayoritas melibatkan perasaan). Eheeuu
Barangkali ada yang pernah membaca, bagian awal blog ini diisi dengan tulisan yang lebih parah gaje-nya dibandingkan tulisan dengan tag #pgp. Saya memulai blog ini dengan tulisan cerita aktivitas harian saya di kampus. Hingga ia benar-benar sukses menjadi tempat rekam jejak hari-hari perkuliahan saya, termasuk kehidupan saya di Bandung, turun-naiknya. Saat ini beberapa saya tutup dengan alasan sederhana, agar konten blog ini cukup homogen (ini alasan kerennya, alasan tidak kerennya karena kontennya gaje-nya tiada tara. Maafkan yang pernah membaca::saya sendiri::ya!dimaafkan::okesip).
Yang membahagiakan dari semua kelucuan ini adalah saya disadarkan kembali tentang proses belajar. Beberapa istilah, kesalahan bahasa, typo menjadi lebih sedikit salahnya seiring banyaknya tulisan yang saya buat. Tidak hanya itu saya juga menerima berbagai masukan, penambahan wawasan, nasehat dan teguran yang amat berharga untuk saya. Di sini saya belajar, zhahir dan batin.
Terima kasih terdalam saya untuk semua.
2. Sedih
Bicara tentang sedih, sebuah statement teman beberapa waktu lalu membuat saya menyadari sesuatu. Katanya, saya tidak pernah terlihat sedih. WeW kaka, WeW. Dia hanya melihat saya dalam dua mode, yang pertama senang, yang kedua berpikir. Benarkah? Hm, teman saya hanya beruntung saja. Tapi ya bisa jadi juga. Karenaaa, selain di waktu-waktu pribadi dalam dunia nyata, sedih-sedih itu tertulis di sini. Itulah hebatnya blog, saya ngga mau lah sedih sendiri. Jadi saya membagi-bagikannya hingga sedih saya berkurang bahkan habis. Uyee! Bagaimana, ada yang sedih membaca tulisan-tulisan di sini? Yes! #evilsmirk
Kalau tidak pun, saya tidak akan kecewa, karena itu berarti saya mampu mentransformasinya menjadi sesuatu yang lebih netral bila bukan yang membahagiakan. Lalu kalau iya sedih? Kembali, saya berterima kasih karena bersedia ikut bersedih bersama saya, walau tidak secara langsung, tapi bisa meringankan.
Bicara soal sedih, juga terjadi ketika blog ini mengalami masa kritis. Hem hem. Tulisan seorang teman, Kirei, mengingatkan saya soal itu. Jika ada yang ingat, homepage blog ini pernah menampilkan laman "See you in The Real Life", yang berturut-turut dengan kevakuman saya menulis. Sampai saat ini, saya masih sulit mendefinisikan perasaan sedih bagaimana ketika memutuskan demikian. Seolah tidak peduli, tapi ada semacam magnet yang menarik saya kembali hingga transformasi MP menjadi KF release. Saya tidak pernah merencanakan akan hobi menulis. Ah, siapa pula yang merencakan hobinya akan bagaimana. Tapi ternyata menulis bisa menjadi candu!
3. Gembira
Saya tidak dapat mengelak, bahwa bahagianya seseorang yang menulis dapat dipengaruhi oleh yang membaca tulisannya. Dan, yep. Komentar apakah itu pertanyaan, request dan feedback dari yang pernah berkunjung di blog ini berarti bagi saya.
Mayoritas anonim, walau sebetulnya secara pribadi konsep ini tidak fair dalam pandangan saya. Hanya masalah ketidaksepakatan dengan konsep "orang terkenal", ketika banyak orang mengenalnya, dan dia abai terhadap populasi tersebut. Ukhuwwah timbal-balik, dua arah is better for me. Tapi, perlu digarisbawahi tetap ada batas yang jelas ketika pandangan ini diberlakukan untuk manusia dengan unsur kromosom yang tidak seragam dengan saya :)) (IYKWIM). Jadi, menjadi anon tampaknya tidak buruk :p
Secara kontradiktif, saya juga tetap bahagia jika tidak ada komentar di tulisan-tulisan blog ini. Itu artinya, saya bisa "seolah-olah" bebas bercerita macam-macam. Ah, ya! Terima kasih pada silent reader yang telah mencipta nyaman bagi saya di blog di sendiri. Heuheu (siapa silent reader-nya::saya::okesamasama)
Sebetulnya, yang berharga adalah ketika seseorang blogwalking dan entah mengapa tersasar di sini. Setidaknya begitu skenario terbaik untuk pembaca blog ini dalam pikiran saya. Semacam ketika membuka random mushaf (yang secara kebetulan Allah gerakkan tangan kita) lalu mendarat di halaman sesuai dengan kondisi ruhiyyah. Atau memberikan pesan terbaik yang sejak hari itu kita bawa sepanjang perjalanan hidup. Menakjubkan, bukan? Tapi, tentu saja parameter ini tidak pernah saya ketahui nilainya, melainkan setiap yang membacalah yang menggenggam nilai tersebut. Semoga bermanfaat~
sub 3. Nyebelin
Tidak ada di sini yang menyebalkan, kecuali ketika berurusan dengan tampilan, themes, layouting blog :))
Kadang ribet, kadang seru sendiri. Kalau melelahkan, efeknya ya seperti kevakuman tidak jelas tadi^^". Kalau memuaskan, yaa.. apalagi selain tampilan blog baru. Refresh! Gembira!
Dan omong-omong, blogger picture bisa muncul lagi! Setelah kemarin-kemarin setiap comment saya harus pilih dari menu dropdown dan mengisi comment form secara manual melalui opsi "Name/URL" karena Google account-nya tidak synchronize otomatis. Efeknya, tidak ada penanda untuk author hiks. Tapi sekarang jadi ada. Gembira ulala~
Hm..Walaupun tidak hanya lucu, sedih, dan gembira karena memang banyak rasa yang ditumbuhkan di dalam ini, agaknya ketiganya cukup sebagai perwakilan.
Sekian kilas balik yang entah mengapa memanggil jiwa untuk menulis :)) #euleueuleu. Tulisan random juga sebenernya
Anyway, saya belajar!!!!! (>v<)/
Kilas Balik
Reviewed by Kisah Fajr
on
Oktober 21, 2017
Rating: 5