Canda (2)
Bismillah,
"Ca!!"
"Waaaaar!" Teriak Canda membalas lambaian temannya dari jauh.
"Ca, kamu beneran ngajak perang ya?"
"Hehe, damai damai Ma! Abisnya nama kamu mau indonesia atau arab irisannya 'war' sih.."
"Well, lebih baik dari pada kamu kumat panggil aku 'bung'. Oiya, kamu udah ambil kertas hasil UTS belom? Itu diambil masing-masing ke TU. Mesti tanda tangan soalnya. Jadi aku ngga bisa sekalian ngambilin punya kamu deh, ihihihi"
"Awas ya, rese kalo kamu ambil"
"Pada bagus-bagus sih katanya. Tapi kan apapun hasilnya.." ucap Mawar terputus
"Enjoy aja!" ujar Canda menirukan salah satu iklan.
"Haha, kamu banget ya Ca.."
"Hoo, iya dong! Hehe. Oke deh Ma, aku ke TU dulu. Makasi Mawar. Bye..."
Canda langsung melipat asal kertas hasil ujian yang diambilnya dari TU. Buru-buru Canda mengayuh sepeda pulang. Ia bahkan mengabaikan batagor Bibi yang dipesannya tadi pagi. Segera setelah masuk kamar, Canda mengeluarkan kertas yang lipatannya tak lagi rapi itu.
...Hening...
Canda, kamu payah!
Kalimat tadi terngiang-ngiang di benaknya. Malam itu, Canda meringkuk di balik selimut. Tubuhnya berkeringat dingin, menggigil. Ketakutannya muncul!
"Ca!!"
"Waaaaar!" Teriak Canda membalas lambaian temannya dari jauh.
"Ca, kamu beneran ngajak perang ya?"
"Hehe, damai damai Ma! Abisnya nama kamu mau indonesia atau arab irisannya 'war' sih.."
"Well, lebih baik dari pada kamu kumat panggil aku 'bung'. Oiya, kamu udah ambil kertas hasil UTS belom? Itu diambil masing-masing ke TU. Mesti tanda tangan soalnya. Jadi aku ngga bisa sekalian ngambilin punya kamu deh, ihihihi"
"Awas ya, rese kalo kamu ambil"
"Pada bagus-bagus sih katanya. Tapi kan apapun hasilnya.." ucap Mawar terputus
"Enjoy aja!" ujar Canda menirukan salah satu iklan.
"Haha, kamu banget ya Ca.."
"Hoo, iya dong! Hehe. Oke deh Ma, aku ke TU dulu. Makasi Mawar. Bye..."
Canda langsung melipat asal kertas hasil ujian yang diambilnya dari TU. Buru-buru Canda mengayuh sepeda pulang. Ia bahkan mengabaikan batagor Bibi yang dipesannya tadi pagi. Segera setelah masuk kamar, Canda mengeluarkan kertas yang lipatannya tak lagi rapi itu.
...Hening...
Canda, kamu payah!
Kalimat tadi terngiang-ngiang di benaknya. Malam itu, Canda meringkuk di balik selimut. Tubuhnya berkeringat dingin, menggigil. Ketakutannya muncul!
Tidak ada komentar: