Pertarungan
Bismillah,
Mungkin hingga detik nafas ini, entah telah berapa kali kita berjuang meyakinkan diri bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kehidupan dunia. Kabar baiknya, kekhawatiran itu selalu saja muncul, diundang atau tidak. Baik sengaja dipikirkan atau tanpa sadar terlintas di pikiran. Yep! kukatakan baik karna dengannya kita memiliki waktu untuk senantiasa "memperbarui" keyakinan. Walau tragisnya, ada juga yang justru menghantarkan diri menuju gerbang keraguan. Sebuah tempat ketika harapan dan cita-cita harus berperang melawan putus asa. Ketika misi ukhrawi harus bertahan dari serangan ambisi duniawi. Tempat ketika manusia memilih teguh atau rubuh.
Lalu, suatu hari ada yang memasuki gerbang itu. Akibat diselimuti putus asa hingga ambisi duniawi dengan mudah memegang kendali. Ditempuhnya lah jalan hampa di balik gerbang itu. Kemudian ia menemukan gerbang keraguan berikutnya. Kembali ia berperang. Sama. Ambisi duniawi masih memegang kendali. Ditempuhnya jalan gulita di balik gerbang itu hingga ia bertemu dengan gerbang keraguan berikutnya. Ia berperang lagi-dan-lagi. Bertemu dengan gerbang keraguan lagi-dan-lagi. Sampai tubuh dan jiwanya benar-benar roboh.
Kemudian dalam kepayahan ia bertanya, bagaimana jika aku membiarkan yang lainnya menang? Sebuah pertanyaan polos yang menghantarkannya kembali ke titik di mana ia memulai pertarungan. Ia tidak dikembalikan ke gerbang keraguan sebelumnya, tapi ke titik semula. Ia tidak dibiarkan terjebak dalam keraguan, namun diberi kesempatan meniti jalan kebaikan. Bahkan, walaupun dia hanya menumbuhkan setetes harap.
Siapa yang menghantarkannya kembali? Siapa yang tidak membiarkannya sendiri? Siapa yang bersedia memaafkan saat berulang kali diabaikan?
Adalah Rabb Maha Rahim
Jangan pernah berhenti mengharap Rahmat Allah. Bukankah kehidupan dunia ini telah Allah berikan jaminannya. Semoga yang teguh mampu beristiqomah dan senantiasa bersungguh-sungguh
Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Satu rahmat luasnya meliputi langit dan bumi, diturunkan-Nya ke bumi yang dengan itu seekor hewan memberi makan anaknya, manusia saling mengasihi. Dan sisa 99 rahmat lainnya Allah simpan untuk memaafkan kesalahan hamba-hamba-Nya pada yaumul hisab :"(
--HR Muslim
Mungkin hingga detik nafas ini, entah telah berapa kali kita berjuang meyakinkan diri bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kehidupan dunia. Kabar baiknya, kekhawatiran itu selalu saja muncul, diundang atau tidak. Baik sengaja dipikirkan atau tanpa sadar terlintas di pikiran. Yep! kukatakan baik karna dengannya kita memiliki waktu untuk senantiasa "memperbarui" keyakinan. Walau tragisnya, ada juga yang justru menghantarkan diri menuju gerbang keraguan. Sebuah tempat ketika harapan dan cita-cita harus berperang melawan putus asa. Ketika misi ukhrawi harus bertahan dari serangan ambisi duniawi. Tempat ketika manusia memilih teguh atau rubuh.
Lalu, suatu hari ada yang memasuki gerbang itu. Akibat diselimuti putus asa hingga ambisi duniawi dengan mudah memegang kendali. Ditempuhnya lah jalan hampa di balik gerbang itu. Kemudian ia menemukan gerbang keraguan berikutnya. Kembali ia berperang. Sama. Ambisi duniawi masih memegang kendali. Ditempuhnya jalan gulita di balik gerbang itu hingga ia bertemu dengan gerbang keraguan berikutnya. Ia berperang lagi-dan-lagi. Bertemu dengan gerbang keraguan lagi-dan-lagi. Sampai tubuh dan jiwanya benar-benar roboh.
Kemudian dalam kepayahan ia bertanya, bagaimana jika aku membiarkan yang lainnya menang? Sebuah pertanyaan polos yang menghantarkannya kembali ke titik di mana ia memulai pertarungan. Ia tidak dikembalikan ke gerbang keraguan sebelumnya, tapi ke titik semula. Ia tidak dibiarkan terjebak dalam keraguan, namun diberi kesempatan meniti jalan kebaikan. Bahkan, walaupun dia hanya menumbuhkan setetes harap.
Siapa yang menghantarkannya kembali? Siapa yang tidak membiarkannya sendiri? Siapa yang bersedia memaafkan saat berulang kali diabaikan?
Adalah Rabb Maha Rahim
Jangan pernah berhenti mengharap Rahmat Allah. Bukankah kehidupan dunia ini telah Allah berikan jaminannya. Semoga yang teguh mampu beristiqomah dan senantiasa bersungguh-sungguh
Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Satu rahmat luasnya meliputi langit dan bumi, diturunkan-Nya ke bumi yang dengan itu seekor hewan memberi makan anaknya, manusia saling mengasihi. Dan sisa 99 rahmat lainnya Allah simpan untuk memaafkan kesalahan hamba-hamba-Nya pada yaumul hisab :"(
--HR Muslim
Tidak ada komentar: