Kampung Para Kota

Bismillah,

Betapa menyenangkannya perkampungan. Daerahnya sejuk bersih minim polusi. Sampah-sampah jarang ditemukan. Mungkin makanan dengan bungkus tak terurai sedikit dijual di sana. Masyarakat di sana lebih sehat, karna tak akrab dengan em es ge. Para anak bermain bersama ke hutan, sawah, dan sungai. Membantu orang tua masing-masing mencari kayu bakar sambil bermain berebut batang tua. Pergi ke sungai, bekerja sama menangkap ikan gariang. Yakin bahwa uang bukanlah halangan untuk tak dapat bertahan hidup. Allah menunjukkan keadilannya melalui kebaikan alam. Juga, menikmati permainan di sawah, menerbangkan layang-layang di pematangnya. Atau bahkan sekedar men-isengi bekicot serta telur-telur merah lengketnya.

Di desa itu, para tetangga saling mengenal, saling bertukar cerita. Begitu akrab satu sama lain. Amat peduli pada tetangganya. Bila yang satu berbahagia, kebahagiaan tidak hanya sebatas pintu atau orgen tunggal, tapi juga di dapur. Tanpa ada istilah upah dan suruhan, melainkan keakraban, silaturrahim dan terima kasih. Bila yang satu kesusahan, menjadi kewajiban semua untuk menawarkan bantuan, saling memahami keadaan. Pengajian pun menjadi momen menikmati indahnya kebersamaan.

Betapa mengagumkannya kehidupan kota. Ide kreatif bertebaran di mana-mana. Kecanggihan teknologi mendukung peradaban orang kota. Tak kenal istilah tertinggal, hanya kenal dengan inovasi dan kemajuan. Para anak kota itu cerdas. Mereka dibekali pendidikan kualitas wahid. Punya cita-cita dan impian melangit. Akses ke mana pun dan kapan pun mudah saja bagi mereka.

Di kota, informasi menyebar dengan kecepatan tinggi. Gaji-gaji yang ditawarkan pada pegawai pun bukan nominal yang murah. Apapun jenis makanan yang dicari western-asia-bahkan-kampung tersedia di kota. Angkutan dan fasilitas pemerintah selalu siap sedia beroperasi mengantar masyarakat hilir mudik kantor rumah. Di kota frasa "semua ada" sungguh benar ada.

Agaknya, membangun masyarakat yang memiliki wawasan dan keilmuan kota, sementara di saat yang sama menjadi masyarakat dengan kepedulian dan sosialisasi seperti di kampung, akan menjadi cita-cita. Kecanggihan ilmu para orang kota dapat dipakai untuk "menjaga" alam kampung. Kampung dapat menjadi tempat tinggal orang-orang kota. Tempat di mana rumah  dan lingkungan sungguh menjadi tempat yang paling tenang, terlepas dari segala jenis hiruk pikuk.

Kampung dan kota terdengar selalu berselisih paham. Tak punya titik temu. Keduanya semacam trade-off.
Karenanya, kita. Iya kita..yang akan membuat titik temu itu. Membangun kampung para ahli kota berwawasan canggih, hidup saling mengagih, dan tempat tinggalnya bersih :3

Oh ya, bukankah aku hanya menyebutkan kebaikan?
Karena kejahatan tak akan diperkenalkan di Kampung Para Kota.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.