Dunia Hujan (4)
Bismillah,
Kamu, mengapa berkata begitu?
Kamu membuatku dalam posisi sulit.
Kamu tahu?
Kamu itu sahabatku. Kamu yang selalu ada di setiap cerita rintik-derasku. Kamu yang senantiasa menerimaku. Kamu tidak pernah menolak kedatanganku.
Mengapa kamu menempatkan aku dalam posisi sesulit ini sedang kamu tahu aku asuhan langit?
Kalau aku mengatakan ini, mungkin kamu akan membenciku, marah dan kecewa. Aku menerimanya daripada kamu dan aku pun harus menanggung amarah langit. Maaf Samudra, tapi aku harus...
"Lantas? Aku adalah hujan dan kamu hanya Samudra..."
Aku mengatakannya! Salah, yang benar adalah aku yang hanyalah hujan dan kamu Samudra yang luas itu, Samudraku.
...
Entah bulan ke berapa kini, tapi hujan tak pernah muncul lagi di hadapan Samudra.
Kamu, mengapa berkata begitu?
Kamu membuatku dalam posisi sulit.
Kamu tahu?
Kamu itu sahabatku. Kamu yang selalu ada di setiap cerita rintik-derasku. Kamu yang senantiasa menerimaku. Kamu tidak pernah menolak kedatanganku.
Mengapa kamu menempatkan aku dalam posisi sesulit ini sedang kamu tahu aku asuhan langit?
Kalau aku mengatakan ini, mungkin kamu akan membenciku, marah dan kecewa. Aku menerimanya daripada kamu dan aku pun harus menanggung amarah langit. Maaf Samudra, tapi aku harus...
"Lantas? Aku adalah hujan dan kamu hanya Samudra..."
Aku mengatakannya! Salah, yang benar adalah aku yang hanyalah hujan dan kamu Samudra yang luas itu, Samudraku.
...
Entah bulan ke berapa kini, tapi hujan tak pernah muncul lagi di hadapan Samudra.
Tidak ada komentar: