Kinerja
Bismillah,
Saya punya sebuah pertanyaan:
Kita berbicara soal teknik, bukan fasilitas pelayanan seperti chef terbaik, pelayan teramah, piring gelas sendok terelit. Kenapa restoran padang? Karena ini soal kecepatan akses. Kecepatan hidang dan metode penyajian makanan.
Di restoran padang, akses makanan oleh user dapat dilakukan secara langsung.
Cukup dengan action 'pilih tempat duduk', seluruh pasukan penghidang menyajikan semua menu yang tersedia. Yampuuun, bahkan ini ga pake queri ngomong apa-apa dulu. Bagi pelanggan yang sudah kelaparan, tentu teknik ini menjadi pilihan utama. Sementara itu, pada sistem restoran lain yang memanfaatkan teknik pesan-masak-hidang, sayang sekali pelanggan yang sudah lapar tidak bisa langsung mendapatkan makanannya. Mereka perlu:
1. Duduk,
2. Melihat menu yang disajikan
3. Memilih menu + galau dulu mau makan apa
4. Memanggil waitress yang sibuk lalu lalang, tangan udah diangkat 180 derjat belum di-waro
5. Memesan masakan + konfirmasi waitress yang iya udah bener gitu
6. Diminta nunggu 10 menit ternyata dateng makanannya 20 menit
7. Pesan gagal cem Foods is taking too long to serve
8. etc etc
di warteg juga sejenis ini, di restoran fastfood queue-nya GG apalagi saat promo.
Dan perbedaan ini benar-benar urusan kecepatan akses, performansi teknik. Banyak restoran yang di-rate rendah karena terlalu lama menghidang makanan. Mungkin ini salah satu sebab ekspansi restoran padang cukup luas sampai ke luar sana.
Dipikir-pikir, kinerja adalah implikasi dari kesulitan manusia dalam bersabar ya? Sifat alamiah manusia terburu-buru memang, وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا (Al-Isra 11). Tapi bikin angguk-angguk juga bahwa kebaikan adalah hasil belajar dari kekurangan. Sebagaimana perusahaan ternama meningkatkan kualitasnya berdasarkan evaluasi ber-sentimen negatif dari konsumennya.
---
Semoga tulisan ini terhindar dari kepentingan ras dan suku :))
Saya punya sebuah pertanyaan:
Restoran apa yang menerapkan teknik pelayanan paling baik?Saya punya jawaban:
Restoran/ Rumah makan PadangBerikut saya sertakan alasan:
Kita berbicara soal teknik, bukan fasilitas pelayanan seperti chef terbaik, pelayan teramah, piring gelas sendok terelit. Kenapa restoran padang? Karena ini soal kecepatan akses. Kecepatan hidang dan metode penyajian makanan.
Di restoran padang, akses makanan oleh user dapat dilakukan secara langsung.
Cukup dengan action 'pilih tempat duduk', seluruh pasukan penghidang menyajikan semua menu yang tersedia. Yampuuun, bahkan ini ga pake queri ngomong apa-apa dulu. Bagi pelanggan yang sudah kelaparan, tentu teknik ini menjadi pilihan utama. Sementara itu, pada sistem restoran lain yang memanfaatkan teknik pesan-masak-hidang, sayang sekali pelanggan yang sudah lapar tidak bisa langsung mendapatkan makanannya. Mereka perlu:
1. Duduk,
2. Melihat menu yang disajikan
3. Memilih menu + galau dulu mau makan apa
4. Memanggil waitress yang sibuk lalu lalang, tangan udah diangkat 180 derjat belum di-waro
5. Memesan masakan + konfirmasi waitress yang iya udah bener gitu
6. Diminta nunggu 10 menit ternyata dateng makanannya 20 menit
7. Pesan gagal cem Foods is taking too long to serve
8. etc etc
di warteg juga sejenis ini, di restoran fastfood queue-nya GG apalagi saat promo.
Dan perbedaan ini benar-benar urusan kecepatan akses, performansi teknik. Banyak restoran yang di-rate rendah karena terlalu lama menghidang makanan. Mungkin ini salah satu sebab ekspansi restoran padang cukup luas sampai ke luar sana.
Dipikir-pikir, kinerja adalah implikasi dari kesulitan manusia dalam bersabar ya? Sifat alamiah manusia terburu-buru memang, وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا (Al-Isra 11). Tapi bikin angguk-angguk juga bahwa kebaikan adalah hasil belajar dari kekurangan. Sebagaimana perusahaan ternama meningkatkan kualitasnya berdasarkan evaluasi ber-sentimen negatif dari konsumennya.
---
Semoga tulisan ini terhindar dari kepentingan ras dan suku :))
Tidak ada komentar: