Membunuh Waktu

Bismillah,

Riri: Gi, gi.. Kapan terakhir kali kamu tiup lilin buat ulang tahun?
Gigi: Mungkin kelas 3 atau 4 SD
Riri: Lama juga ya,
Gigi: Haha, kan kamu tahu. Kamu ada topik apa sampe pake basa basi segala :p
Riri: Hehe, bisa aja. Menurut kamu, kenapa sampai ada budaya tiup lilin saat ulang tahun?
Gigi: Hemm, let me think...
Riri: please...
Gigi: Biar rame aja kali ya
Riri: Kalo menurut aku, itu karena orang-orang ingin membunuh waktu, Gi.
Gigi: Oke, kambuh nih filosofisnya kamu pas aku lagi telmi
Riri: Ahahaa, maaf.. Iya. Aku melihat lilin itu seperti usia Gi. Sementara api adalah waktu. Tidak peduli apapun, waktu akan terus mengikis usia. Lalu agar miliknya tidak terkikis, orang-orang mulai mencita-citakan cara membunuh waktu.
Gigi: Kan itu sama sekali ngga mungkin?
Riri: Karena itu...
Gigi: Oh, mereka menipu diri dengan meniup lilin?
Riri: Yep, aku pikir begitu.
Gigi: Apa kamu pernah berpikir untuk juga membunuh waktu Ri?
Riri: Kayak pahlawan super maksud kamu? Haha. Aku... mau jadi lilin aroma terapi aja Gi. Lilin yang setiap kali waktu membakarnya, wanginya akan mengudara.
Gigi: Wangi itu catan amal baik yang melangit?
Riri: He em
Gigi: Iya juga Ri. Kita bisa mengusahakan diri buat jadi lilin aroma terapi. Itu mungkin.
Riri: Tul, jadi kita ngga perlu repot-repot memikirkan sesuatu yang ngga mungkin, ya membunuh waktu tadi. Waktu justru akan menjadi pengingat terdekat kita.
Gigi: Ayo Ri, berjuang bareng :")
Riri: Siaaapp!!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.