Menemukan Cahaya

Bismillah,


Suatu malam di halaman rumah Riri dan Gigi,

Riri: Eh Gi, ngapain? Ngga makan?
Gigi: Ngga tahu nih Ri, hidup aku akhir-akhir ini gelap...
Riri: Hem, sampe-sampe kamu juga ngga bisa liat makanan gitu Gi?
Gigi: Jangan ngaco deh Ri! Kamu malah ganggu ih,
Riri: Ehehe, becanda Gi.

... Hening...

Riri: Kamu, tahu darimana hidup kamu gelap Gi?
Gigi: Aku yang rasa Ri...
Riri: Menurut kamu apakah menentukan gelap atau terang itu tugasnya hati?
Gigi: Bukan, itu tugas mata kan?
Riri: Yep! Bener banget. Jadi kenapa kamu merasa hidup kamu gelap?
Gigi: ...

Gigi terdiam, masih berusaha mencerna ucapan Riri kemudian menerka-nerka ke mana arahnya.

Riri: Gi, sini deh..

Riri mengajak Gigi berjalan keluar dari pagar rumah, lebih jauh

Riri: Itu :)
  Kalau kita duduk di sana, kita hanya menemukan langit kosong, gelap. Tapi kalau kita berdiri di sini kita bisa lihat bulan yang bercahaya. Tadi ngga keliatan karna ketutup atap rumah.
Gigi: Makasih udah bantu aku menemukan cahaya, Ri!
Riri: Sama-sama:D

------

Seperti Gigi, kadang kita merasa hidup kita mulai gelap, hampa. Musibah dan masalah melanda bersahut-sahutan seperti enggan berhenti. Cahaya yang biasa menghiasi semangat dalam langkah kita meredup nyaris padam.
Siapa kita yang mampu menghentikan semua masalah itu berdatangan?
Kita tidak akan menghentikannya. Kita akan menyambutnya, menggenggam erat masalah-masalah itu, kekecewaan itu, segala bentuk kegelapan itu, lalu menerimanya dengan keluasan hati. Kita akan bergerak menemukan cahaya hikmah yang pasti selalu ada dalam kegelapan yang kita hadapi.

Kita adalah aktor tunggal yang memiliki kendali penuh atas ego, perasaan dan pikiran kita sendiri.
Rabb semesta alam adalah sutradara Ter-Agung yang menuntun kita memainkan rasa dan logika dalam drama kehidupan ini, melalui script terbaik sepanjang masa. Ya, Al-Quran.
Lantas, jika suatu hari kita mendapati diri menangis terlalu hebat, kecewa terlalu dalam, bangga berlebih-lebih, bisa jadi karena kita bergerak menjauh dari peran yang harus kita tunjukkan sebagai, seorang hamba. Hingga apa yang kita rasa dan kita pikir dipenuhi gelap karna mata tak mampu menemukan cahaya yang tertinggal.

Kembali,
Kembalilah menuju Allah,
Kembali menggenggam cahaya hidup kita, Al-Quran.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.