Jual-Beli Sehat
Bismillah,
...Kemarin saya tadabbur ke rumah sakit...
Salah satu muamalah jual-beli yang tak terhindarkan oleh manusia adalah jual-beli kesehatan.
Sesuatu yang manusia inginkan kemudian ia dapatkan biasanya menjadi sebuah kenikmatan tersendiri. Tapi kenikmatan yang gratis nilainya dapat bertambah berkali-kali lipat. Di lain sisi, ketika ia mendapatkan durian runtuh sekali, rasanya amat menggembirakan. Tetapi ketika durian itu runtuh setiap hari, mungkin itu tandanya telah terjadi gempa. Trus kalau buah yang jatuh dimakan setiap hari, bisa khek! Kolesterol dan muncul penyakit sejenisnya (Eh, arah ceritanya ngelantur). Maksud saya, kalau durian runtuh alias kegembiraan itu terjadi setiap hari, nilainya dapat berkurang, tereduksi tanpa manusia itu sadari.
Begitu juga dengan kesehatan. Pada umumnya, mereka, manusia, mendapatkan nikmat sehat gratis, sepaket dengan kelengkapan organ tubuh dan indera dari Rabb Sang Khalik. Tapi karena diperoleh sejak lahir, sejak mencoba menghirup udara bumi pertama kali, hem...bahkan sejak dalam kandungan, manusia sering berpikir bahwa sehat itu adalah suatu nilai constant. Padahal tidak, ia adalah variable biasa yang diinisiasi saat ruh ditiup dan di-assign dengan nilai true. Artinya variable boolean Sehat bisa jadi berubah di suatu waktu selama proses kehidupan. Ya, karena sehat diinisiasi di bagian "Kamus", bukan di "Algoritma", jadi tak ada kondisi if-else di awal yang mensyaratkan manusia harus membayar sejumlah harga untuk mendapatkan sehat. Yep, sehat itu titipan gratis dari Rabb. Seharusnya manusia senang dan bersyukur, mereka bergembira dengan adanya nikmat itu. Nyatanya, manusia sering kali merasa biasa saja karena berpikir si sehat akan selalu menempel pada dirinya.
Ketika suatu proses kehidupan yang manusia lakukan tanpa sengaja atau tidak mengganti nilai Sehat menjadi false, barulah si manusia sadar bahwa sehat itu mahal dan ia harus membayar sejumlah harga, baik itu mahal atau murah untuk kembali membeli sehat. Oh iya, tunggu dulu. Ternyata sesungguhnya Sehat adalah suatu tipe bentukan yang terdiri dari status dan fungsi. Statusnya boleh jadi true atau false, tapi fungsinya dapat menurun sesuai dengan berapa kali si sehat telah dibeli. Fungsi tidak akan pernah lagi mencapai 100% illa ma sya a Allah.
Penurunan fungsional bisa jadi adalah bagian dari fitrah. Tapi memperlambat penurunan itu adalah kesadaran. Waspada, terhadap kebiasan manusia! Ketika suatu yang berharga hilang dan pergi dari manusia, barulah mereka menangis, kecewa dan menyesal. Tapi ketika suatu yang berharga itu ada, kehadirannya tidak diapresiasi dan dihargai.
Jadi, manusia...
Jaga kesehatan ya!
Eh Aku Manusia...
...Kemarin saya tadabbur ke rumah sakit...
Salah satu muamalah jual-beli yang tak terhindarkan oleh manusia adalah jual-beli kesehatan.
Sesuatu yang manusia inginkan kemudian ia dapatkan biasanya menjadi sebuah kenikmatan tersendiri. Tapi kenikmatan yang gratis nilainya dapat bertambah berkali-kali lipat. Di lain sisi, ketika ia mendapatkan durian runtuh sekali, rasanya amat menggembirakan. Tetapi ketika durian itu runtuh setiap hari, mungkin itu tandanya telah terjadi gempa. Trus kalau buah yang jatuh dimakan setiap hari, bisa khek! Kolesterol dan muncul penyakit sejenisnya (Eh, arah ceritanya ngelantur). Maksud saya, kalau durian runtuh alias kegembiraan itu terjadi setiap hari, nilainya dapat berkurang, tereduksi tanpa manusia itu sadari.
Begitu juga dengan kesehatan. Pada umumnya, mereka, manusia, mendapatkan nikmat sehat gratis, sepaket dengan kelengkapan organ tubuh dan indera dari Rabb Sang Khalik. Tapi karena diperoleh sejak lahir, sejak mencoba menghirup udara bumi pertama kali, hem...bahkan sejak dalam kandungan, manusia sering berpikir bahwa sehat itu adalah suatu nilai constant. Padahal tidak, ia adalah variable biasa yang diinisiasi saat ruh ditiup dan di-assign dengan nilai true. Artinya variable boolean Sehat bisa jadi berubah di suatu waktu selama proses kehidupan. Ya, karena sehat diinisiasi di bagian "Kamus", bukan di "Algoritma", jadi tak ada kondisi if-else di awal yang mensyaratkan manusia harus membayar sejumlah harga untuk mendapatkan sehat. Yep, sehat itu titipan gratis dari Rabb. Seharusnya manusia senang dan bersyukur, mereka bergembira dengan adanya nikmat itu. Nyatanya, manusia sering kali merasa biasa saja karena berpikir si sehat akan selalu menempel pada dirinya.
Ketika suatu proses kehidupan yang manusia lakukan tanpa sengaja atau tidak mengganti nilai Sehat menjadi false, barulah si manusia sadar bahwa sehat itu mahal dan ia harus membayar sejumlah harga, baik itu mahal atau murah untuk kembali membeli sehat. Oh iya, tunggu dulu. Ternyata sesungguhnya Sehat adalah suatu tipe bentukan yang terdiri dari status dan fungsi. Statusnya boleh jadi true atau false, tapi fungsinya dapat menurun sesuai dengan berapa kali si sehat telah dibeli. Fungsi tidak akan pernah lagi mencapai 100% illa ma sya a Allah.
Penurunan fungsional bisa jadi adalah bagian dari fitrah. Tapi memperlambat penurunan itu adalah kesadaran. Waspada, terhadap kebiasan manusia! Ketika suatu yang berharga hilang dan pergi dari manusia, barulah mereka menangis, kecewa dan menyesal. Tapi ketika suatu yang berharga itu ada, kehadirannya tidak diapresiasi dan dihargai.
Jadi, manusia...
Jaga kesehatan ya!
Eh Aku Manusia...
Tidak ada komentar: