Panggilan
Bismillah,
Sudah sejak Senin, kembali dengan baju bersiba dan mudhawarah (atau bahasa "sini"nya lilit).
Sudah sejak Senin, kembali akrab dengan kata asrama dan menemukan hal yang sama layaknya 5 tahun silam. Bertemu guru yang sama, ruang kelas yang sama, bangunan yang juga masih sama, merasakan air yang sama, termasuk makan cabe yang sama, dan udara yang sama, dingin.
Alhamdulillah, bersyukur belum ada adik-adik di sini yang menyapa dengan sebutan "Umi" atau "Ustadzah". Saya masih dipanggil kakak. Ini bukan masalah tua atau muda. Tapi ada panggilan yang berat dipikul ada yang ringan. Trus ngga enak banget kalo ada yang panggil "Umi", dari bunyinya terdengar seperti memanggil nama saja, kaan...
Kasian merekanya, padahal maksudnya sopan tapi di telinga saya jadi terdengar ngga sopan :))
Tapi tapi, kemarin pas di jalan pulang mau ke asrama, ada anak-anak kecil kayaknya masih seumur anak TK ke bawah, lagi asik-asiknya main "gundu". Apa ya, namanya bingung. Itu sejenis permainan anak perempuan yang bikin kotak-kotak di jalanan/lapangan pake batu bata atau kalau di pasir dibikin kerangkanya pake kayu, trus lompat-lompat di kotak itu, ngga boleh injak garis...
Kebayang kan?
Iya itu. Trus saya lewat deket mereka, karna ada anak yang lagi senyum-senyum liat saya lewat trus saya senyumin balik. Eh, disamperin dan disalamin sambil bilang "Ibu...". Yang satu salim, serombongan ikutan. Ada kira-kira 6 orang yang main, dan sama-sama manggil "Ibu..."
Perasaan dipanggil seperti begitu sama anak-anak, ternyata lucu. Hem, bikin senyum-senyum sendiri. Mereka polos banget. Taunya main, makan, seneng. Mungkin guru-guru TK saya merasakan hal yang sama dulu.
Huh, beda banget kalo dipanggil "Ibu" sama pramuniaga, dan sejenisnya :-/
Trus pas ngetikin cerita ini jadi berpikir sesuatu. Trus trus jadi terbang ke mana-mana. Trus jadi overthinking, trus ngantuk. Tidur aja
Hem hem,
Selamat bagi saya,
Semoga senang selalu :D
Semoga dapat memberikan yang terbaik di sini, selalu :D
Sudah sejak Senin, kembali dengan baju bersiba dan mudhawarah (atau bahasa "sini"nya lilit).
Sudah sejak Senin, kembali akrab dengan kata asrama dan menemukan hal yang sama layaknya 5 tahun silam. Bertemu guru yang sama, ruang kelas yang sama, bangunan yang juga masih sama, merasakan air yang sama, termasuk makan cabe yang sama, dan udara yang sama, dingin.
Alhamdulillah, bersyukur belum ada adik-adik di sini yang menyapa dengan sebutan "Umi" atau "Ustadzah". Saya masih dipanggil kakak. Ini bukan masalah tua atau muda. Tapi ada panggilan yang berat dipikul ada yang ringan. Trus ngga enak banget kalo ada yang panggil "Umi", dari bunyinya terdengar seperti memanggil nama saja, kaan...
Kasian merekanya, padahal maksudnya sopan tapi di telinga saya jadi terdengar ngga sopan :))
Tapi tapi, kemarin pas di jalan pulang mau ke asrama, ada anak-anak kecil kayaknya masih seumur anak TK ke bawah, lagi asik-asiknya main "gundu". Apa ya, namanya bingung. Itu sejenis permainan anak perempuan yang bikin kotak-kotak di jalanan/lapangan pake batu bata atau kalau di pasir dibikin kerangkanya pake kayu, trus lompat-lompat di kotak itu, ngga boleh injak garis...
Kebayang kan?
Iya itu. Trus saya lewat deket mereka, karna ada anak yang lagi senyum-senyum liat saya lewat trus saya senyumin balik. Eh, disamperin dan disalamin sambil bilang "Ibu...". Yang satu salim, serombongan ikutan. Ada kira-kira 6 orang yang main, dan sama-sama manggil "Ibu..."
Perasaan dipanggil seperti begitu sama anak-anak, ternyata lucu. Hem, bikin senyum-senyum sendiri. Mereka polos banget. Taunya main, makan, seneng. Mungkin guru-guru TK saya merasakan hal yang sama dulu.
Huh, beda banget kalo dipanggil "Ibu" sama pramuniaga, dan sejenisnya :-/
Trus pas ngetikin cerita ini jadi berpikir sesuatu. Trus trus jadi terbang ke mana-mana. Trus jadi overthinking, trus ngantuk. Tidur aja
Hem hem,
Selamat bagi saya,
Semoga senang selalu :D
Semoga dapat memberikan yang terbaik di sini, selalu :D
Tidak ada komentar: