Bangun Rumah

Bismillah...

Suatu hari dalam perjalanan,
Aku: Pa, bagian kota di sini sejuk ya, Pa? Masih banyak tanah kosong di sini Pa. Tempatnya bagus untuk dijadikan villa, kan Pa?

Papa: Iya, pemerintah seharusnya bisa lebih perhatian sama daerah di sini. Bayangkan aja, di sini ada sungai, tempatnya asri, hijau. Ada banyak potensi alam yang bisa dikembangkan. Kan bisa nambah income daerah juga. Pusat kota yang sekarang terlalu panas. Kalau dipikir-pikir kehidupan di sini cukup menjanjikan padahal, Nak...

Aku: Iya ya, Pa. Papa ngga minat bangun rumah di sini Pa?

Papa: (Diam sejenak). Hahaha, buat apa? Yang sekarang aja sudah nyaman, Nak. Bangun rumah di surga aja yang perlu dipikirkan sekarang...


Aku terdiam. Bukankah membangun rumah di surga "hanya" butuh amal kebaikan?
Jika di dunia aku tidak punya rumah, aku akan menumpang hidup dengan orang tuaku. Yang aku tahan hanya malu karena belum bisa mandiri.
Jika di surga aku tak punya rumah, aku terpaksa ditumpangkan ke neraka akibat dosa-dosa dunia. Yang aku tahan adalah siksa pedih dan gelegak cairan mendidih.

Laporan kinerjaku ditahan malaikat, dan laporan itu tak dapat dilihat kecuali di akhirat.
Hei, timbangan amal! Apakah kamu sudah lebih berat? Eh, tidak perlu dijawab, nanti aku menangis hebat! :'(

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.