Air yang mendidih

Bismillah,

Pagi tadi, saya mampir ke sebuah tempat makan. Sambil menunggu teman saya menjemput, saya membeli teh panas. Beberapa detik kemudian saya menerima paper cup tertutup yang telah terisi air serta teh celup dan gula dalam kemasan. Karena paper cup yang saya terima dalam keadaan hampir seluruhnya tertutup, hanya sebagian kecil yang dilubangi untuk sedotan, tanpa tahu apa-apa saya langsung saja meminum air yang ada dalam cup tersebut. Air panas, seperti baru mendidih beberapa detik yang lalu. Alhasil, lidah saya menjerit. Sebagian papila malafungsi. Pedih, ya mungkin kamu paham bagaimana rasanya. Kalau tidak tahu, boleh dicoba langsung ~(' - ')~

Malam ini, ketika makan, papila saya masih malafungsi.
Kejadian ini bukan sekali, dulu juga pernah saya alami. Mungkin karena kurang hati-hati dan tidak sabar. Tapi alhamdulillah sampai saat ini lidah saya masih bisa kembali berfungsi dengan baik setelah beberapa waktu.

Apa yang terpikir di benak ini? Saya...teringat neraka. Neraka itu dalam Al-Quran sebutannya Naar. Naaru Jahannam misalnya, yang artinya Neraka Jahannam. Naar itu bahasa arab yang dalam bahasa Indonesia artinya api.

Jadi neraka itu api
Ingat apa yang saya minum tadi? Air panas seperti baru mendidih dengan titik didih relatif. Air itu dididihkan oleh api. Ini kata saya
Tahu rasanya api? Pahit, itu kalau dirasa menggunakan indera pengecap. Kalau dirasa dengan indera peraba rasa api itu panas baik hasil radiasi atau pun langsung. Ini kata saya.

Jadi neraka itu api.
Tahu salah satu menu minuman di neraka?
"Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin" (Sad [38]:57). Ini kata Pencipta kita, Rabb, bukan kata saya.
Mau tahu rasanya air mendidih?
"Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian dari api neraka, disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala-kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada di dalam perut mereka dan juga kulit-kulit mereka. Dan cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, maka mereka dikembalikan ke dalamnya, (serta dikatakan kepada mereka): 'Rasakanlah azab yang membakar ini.'" (Al-Hajj [22]:19-22). Ini kata Pencipta kita, Allah, bukan kata saya.

Apa kata mendidih yang saya gunakan, berada pada level yang sama dengan kata mendidih yang digunakan Allah dalam Al-Quran? Apakah Allah main-main dalam berfirman?
Tidak, kan? Tentu saja tidak.

Sebelumnya sudah saya ceritakan, papila saya malafungsi karna minum air panas, tapi akan berfungsi kembali setelah beberapa waktu. Sakit itu hilang terobati dengan sendirinya.

Di Al-Quran diceritakan, ketika menerima siksaan hingga badan hancur lebur, kita akan dikembalikan ke bentuk semula. Bukan agar rasa sakit itu hilang, tapi untuk disiksa kembali hingga setiap kemaksiatan dan tantangan pengingkaran terhadap Rabb yang kita lakukan diadili dengan seadil-adilnya.
“Sesungguhnya mereka yang kafir dengan ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan siksaan. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (An Nisa 56)

Harus bagaimana? Diri ini terlalu banyak ingkar, terlalu sering berbuat dosa.

Kata Allah, 
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabbmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa" (Ali Imran 133),

dalam hadits qudsi. Dari Abu Hurairah R.A Rasulullah sallallahu `alaihi wasallam bersabda; Firman Allah, "Aku sesuai dengan dugaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku bersama dengannya ketika ia ingat kepada-Ku. Jika ia ingat kepada-Ku dalam hatinya Aku pun akan ingat nya dalam hati-Ku. Dan jika ia ingat kepada-Ku dalam lingkungan khalayak ramai,niscaya Aku pun ingat kepada-Nya dalam lingkungan khayalak ramai yg lebih baik. Dan jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku pun mendekat pula kepadanya sehasta. Dan jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, niscaya Aku mendekat kepadanya sedepa. Dan jika ia datang kepada-Ku berjalan,maka Aku mendatanginya sambil berlari."
(HR Syaikhani Tidmidzi)

Apa kamu takut dengan air mendidih itu? Bukankah Allah sudah berikan obat penawarnya? :-)

Afalaa ta`qiluun. Maka kenapa kamu tidak berpikir?
Afalaa tu'minuun. Maka kenapa kamu tidak beriman?

--sekedar refleksi hari ini--

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.