Kecerdasan Buatan
Bismillah,
Sebenarnya kali ini saya mau cerita tentang Artificial Intelegence. Cerita banyak banget! Cerita tentang apa yang saya baca di sebuah buku dengan judul yang sama. Salah satu bahasan pembuka adalah perkembangan AI dari dulu-sekarang hingga di masa depan.
Alhamdulillah, sekarang akhirnya ada waktu dan kesempatan buat update cerita yang kemarin sempat tertunda.
Jadi, menurut prediksi Ray Kurzweil (1999) AI pada tahun 2099 nanti perkembangan kecerdasan buatan ini akan:
"Ada kecenderungan kuat untuk membuat gabungan antara pemikiran manusia dengan kecerdasan mesin. Tidak ada lagi perbedaan yang jelas antara manusia dan mesin...Jumlah manusia-manusia berbasis software jauh melebihi jumlah manusia-manusia berbasis sel saraf alami. Bahkan di antara kecerdasan manusia yang masih menggunakan sel-sel saraf karbon tersebut, terdapat penggunaan teknologi pencangkokan sel saraf yang dapat memberikan peningkatan besar-besaran terhadap kemampuan perseptual dan kognitif manusia. Manusia-manusia yang tidak menggunakan pencangkokan tersebut tidak dapat berpartisipasi dalam dialog dengan manusia-manusia lain yang menggunakan pencangkokan sel saraf."
Duh, kurang serem apalagi coba tahun 2099 di masa depan nnti >0<
Banyak hal yang mengusik pikiran saya selama meresapi teks singkat ini, salah satunya adalah betapa inginnya manusia membuat suatu untuk menandingi ciptaan Rabb, membuat ciptaan serupa hingga berimajinasi untuk menembus batas pemisah antara ciptaan manusia dan ciptaan Tuhannya. Bahkan sempat terpikir untuk menambah kapasistas otak yang mungkin tidak dapat berkomunikasi dengan robot di masa depan. Huft...Doh adoh adoh adoh adoh! Kenapa bukan robotnya yang dibuat mudah untuk beradaptasi dengan manusia -____-"
Tapi...ini pikiran sederhana jika kita memandang dari satu sisi.
Di sisi lain, perkembangan teknologi yang ada sekarang ini, dan yang akan terus berkembang di masa depan, adalah bentuk betapa maha besarnya Allah menciptakan manusia dengan segala kemampuan akal pikirannya. Kita maju, berkembang, dan belajar. Bahkan sering kali Allah ucapkan dalam Kalam-Nya "la'allakum tatadzakkarun..", "la'allakum ta'qilun", "la'allakum tatafakkarun" dan ungkapan nasihat lainnya yang Allah selipkan bersamanya pelajaran dan hikmah agar kita, manusia, ulul albab berpikir tentang ciptaannya yang maha dahsyat. Kecanggihan itu adalah milik pencipta, bukan milik ciptaan. Mungkin Om Ray ini lupa betapa canggihnya Rabb menciptakan dirinya. Kita doakan semoga kini beliau telah ingat.
Anyway, bila Allah mengatakan "kun fa yakun" untuk state di atas, tidak ada yang tidak mungkin, tentu kehendak Allah lebih adil, detail, dan indah. Ya, Insyaallah agaknya jadi penyeimbang dari state Om Ray itu. Semuanya akan terjadi jika Allah menghendaki demikian.
Mari lihat dan saksikan kehidupan di 2099 mendatang.
Tapi saya lebih memilih untuk tidak menjadi umat akhir zaman :'(
Allah yang mengajarkan manusia dengan hikmah
Rabbi zidni 'ilman wa rzuqni fahman
Birahmatika ya Arhamarrahimin...
Sebenarnya kali ini saya mau cerita tentang Artificial Intelegence. Cerita banyak banget! Cerita tentang apa yang saya baca di sebuah buku dengan judul yang sama. Salah satu bahasan pembuka adalah perkembangan AI dari dulu-sekarang hingga di masa depan.
Alhamdulillah, sekarang akhirnya ada waktu dan kesempatan buat update cerita yang kemarin sempat tertunda.
Jadi, menurut prediksi Ray Kurzweil (1999) AI pada tahun 2099 nanti perkembangan kecerdasan buatan ini akan:
"Ada kecenderungan kuat untuk membuat gabungan antara pemikiran manusia dengan kecerdasan mesin. Tidak ada lagi perbedaan yang jelas antara manusia dan mesin...Jumlah manusia-manusia berbasis software jauh melebihi jumlah manusia-manusia berbasis sel saraf alami. Bahkan di antara kecerdasan manusia yang masih menggunakan sel-sel saraf karbon tersebut, terdapat penggunaan teknologi pencangkokan sel saraf yang dapat memberikan peningkatan besar-besaran terhadap kemampuan perseptual dan kognitif manusia. Manusia-manusia yang tidak menggunakan pencangkokan tersebut tidak dapat berpartisipasi dalam dialog dengan manusia-manusia lain yang menggunakan pencangkokan sel saraf."
Duh, kurang serem apalagi coba tahun 2099 di masa depan nnti >0<
Banyak hal yang mengusik pikiran saya selama meresapi teks singkat ini, salah satunya adalah betapa inginnya manusia membuat suatu untuk menandingi ciptaan Rabb, membuat ciptaan serupa hingga berimajinasi untuk menembus batas pemisah antara ciptaan manusia dan ciptaan Tuhannya. Bahkan sempat terpikir untuk menambah kapasistas otak yang mungkin tidak dapat berkomunikasi dengan robot di masa depan. Huft...Doh adoh adoh adoh adoh! Kenapa bukan robotnya yang dibuat mudah untuk beradaptasi dengan manusia -____-"
Tapi...ini pikiran sederhana jika kita memandang dari satu sisi.
Di sisi lain, perkembangan teknologi yang ada sekarang ini, dan yang akan terus berkembang di masa depan, adalah bentuk betapa maha besarnya Allah menciptakan manusia dengan segala kemampuan akal pikirannya. Kita maju, berkembang, dan belajar. Bahkan sering kali Allah ucapkan dalam Kalam-Nya "la'allakum tatadzakkarun..", "la'allakum ta'qilun", "la'allakum tatafakkarun" dan ungkapan nasihat lainnya yang Allah selipkan bersamanya pelajaran dan hikmah agar kita, manusia, ulul albab berpikir tentang ciptaannya yang maha dahsyat. Kecanggihan itu adalah milik pencipta, bukan milik ciptaan. Mungkin Om Ray ini lupa betapa canggihnya Rabb menciptakan dirinya. Kita doakan semoga kini beliau telah ingat.
Anyway, bila Allah mengatakan "kun fa yakun" untuk state di atas, tidak ada yang tidak mungkin, tentu kehendak Allah lebih adil, detail, dan indah. Ya, Insyaallah agaknya jadi penyeimbang dari state Om Ray itu. Semuanya akan terjadi jika Allah menghendaki demikian.
Mari lihat dan saksikan kehidupan di 2099 mendatang.
Tapi saya lebih memilih untuk tidak menjadi umat akhir zaman :'(
Allah yang mengajarkan manusia dengan hikmah
Rabbi zidni 'ilman wa rzuqni fahman
Birahmatika ya Arhamarrahimin...
Tidak ada komentar: