Mitos

Bismillah,

#cerpen

Masyarakat kampung ini tumbuh bersama "mitos". Sesuatu yang orang kota hindari dan sepelekan. Pada zaman modern seperti saat ini siapa pula yang mau direpotkan oleh kepercayaan tak berdasar. Masyarakat kota punya berbagai ilmu logika dan penalaran untuk membuktikan kebenaran, yang kebanyakan ketidak-benaran, sebuah mitos. Hanya kami, masyarakat kampung yang ilmunya masih cetek inilah, memilih percaya dengan apa kata amai-amai, sebutan  untuk nenek-nenek di sini.

Tapi, aku termasuk salah satu dari anak-anak beruntung di kampungku.
Tidak banyak di antara kami yang berhasil mencari ilmu ke pusat kabupaten. Bermacam-macam sebabnya, kawanku dia tidak berniat sekolah. Dia lebih mencintai pematang sawah, semak belukar, kayu bakar dan aliran jernih sungai kampung kami. Ada pula temanku yang ingin menyusul ke kota, tapi siapa pula yang hendak sukarela mengurus sawah ladang keluarganya. Sebab itulah kusebut diriku beruntung. Ayahku adalah seorang guru yang sehari-harinya memang mengajar di pusat kabupaten. Suatu sore Ayah pernah berujar padaku, "Ayah akan senang sekali jika anak-anak Ayah merantau. Saat kelak bersama keluarga kecil, kalian menetap di Negeri Darek sana, Ayah dan Ibu akan mengunjungi kalian ke sana. Jika ada yang berumah di Negeri Pasisi, Insyaallah Ayah dan Ibu akan pergi juga ke sana". Itu adalah cita-cita Ayah yang belum sempat diwujudkannya. Kini, bagi Ibu, mengunjungiku dan keluarga kecil kami di rumah adalah caranya mewujudkan cita-cita Ayah, selain tentu saja bermain dengan cucu pertamanya. Begitu pula kalimat-kalimat Ayah mempengaruhiku hingga sampai bersekolah di kota.

Walau Ayahku guru, Ibuku adalah gadis desa yang mengabdikan diri untuk keluarganya. Akibatnya, Ibu hanya berhasil menamatkan pendidikan sekolah dasar. Selebihnya masa muda beliau diisi dengan memasak, bertani, menjahit dan pekerjaan nge-hitz anak gadis lainnya kala itu. Dan bisa kalian tebak bagaimana Ibu mendidik kami. Yap, dengan "mitos".
Saat kami menyisakan nasi di piring, Ibu marah lagi dan bilang "Nanti nasi itu meminta pertaggung-jawaban kamu di akhirat karena menyia-nyiakannya".
Ketika kami tidak bisa membuat ketupat saat kelas 4 SD, Ibu akan menakut-nakuti kami "Ndak pandai memasak ketupat, menjunjung jenazah paman dan kalau mengeluh terasa semakin berat". Atau contoh lainnya, saat kami tidur-tiduran depan pintu mencari semilir angin sore, Ibu akan marah dan bilang "Duduk di depan pintu dilangkahi hantu". Atau jika kami masih bermain di luar saat petang, Ibu berkata "main-main ketika petang dicubit setan/ diculik hantu uru". Haha. Kami percaya-waktu itu. Bagaimana tidak, salah seorang kawanku yang bebal saat disuruh pulang oleh amak-nya benar-benar hilang tak ada kabar keesokan harinya. Setelah seminggu, ia pulang-pulang sudah demam dan badannya biru lebam di mana-mana. Benar-benar membuat jera anak-anak seumurku kala itu.
Padahal, segalanya adalah soal tata krama dan sopan santun. Hingga, kami menjadi terbiasa untuk tidak tidur-tidur dan bermalas-malasan, mensyukuri makanan dengan menghabiskan apa yang di piring, disiplin terhadap waktu dan pulang sebelum matahari terbenam, dan menguasai keterampilan dasar sebagai perempuan.

Setelah hidup di kota, aku paham bahwa mitos-mitos itu hanyalah peringatan dari mulut ke mulut moyang kita zaman dahulu berdasarkan tanda-tanda alam. Di sana aku juga lebih banyak belajar agama dengan sudut pandang yang lebih luas sehingga aku memahami nilai-nilai tata krama yang Ibu ajarkan padaku sejak kecil, dapat dikaji dalil-dalil syari'inya. Ini tentu saja lebih baik.

Begitulah, kukatakan aku beruntung. Walau kami dibesarkan dengan mitos, ia menjadi salah satu sebab pemahaman dan pengamalan keluarga kami soal akhlak dan budi pekerti.
Yap, kukatakan aku beruntung. Tuhan memberiku kesempatan menimba ilmu ke kota agar aku dapat memperbaiki kepercayaan kami yang salah terhadap mitos-mitos kampung ini.

Alhamdulillah 'ala kulli haal

----------------

Hei!
Mau berbagi cerita soal mitos-mitos yang pernah teman-teman dengar dan sampai sekarang mempengaruhi aktivitas sehari-hari? Yuk tulis comment pada tulisan ini! :D
Terima kasih~

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.