Sinar Kesepian

Bismillah,

Seluruh penghuni ruangan ini menolehkan kepalanya. Mereka mencari tahu dari mana asalnya sumber suara. Menajamkan pendengaran. Sibuk melihat kanan kiri dan belakang demi menemukan siapa gerangan yang datang. Tidak denganku. Aku tidak butuh melakukan semua itu. Aku tahu itu kamu.

Aku hafal suaramu. Sesayup apapun itu.
Suara yang senantiasa memecah sunyiku.
Begitulah aku mengenalmu. Aku selalu denganmu.
Sebagaimana kamu terlalu terbiasa mengisi hati sepiku.
Kamu adalah teman terbaik di tiap detik keheningan

Suatu hari
Aku merinduNya, kamu tahu benar Siapa.
Dia yang akan dan selalu menempati posisi sama,
tidak peduli darimana dan bagaimana pun aku melihatnya.

Aku adalah teman baik hujan yang mencintai matahari.
Suatu hari hujan pergi. Jiwaku tidak lagi sepi, tapi mati. Tak menyangka kehilangan hujan sepedih ini.

-
Jadilah cerita romantis buehehehe
padahal ini gegara cuaca yang hujan-panas mulu.
Juga gegara terbiasa hidup di daerah rantau yang hujannya lebih akrab tapi selalunya rindu rumah yang justru lebih akrab sama matahari :3
(Katakan saja begitu :p)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.