Tidak Ada yang Dibodohi
Bismillah,
Bismillah,
Bismillah,
Saya tidak langsung menontonnya saat viral. Baru hari ini tahu. Saya memprioritaskan Al-Hujuraat ayat 6 untuk menghadapi seluruh berita yang lalu-lalang di media sosial. Dan berusaha mengendalikan kekesalan saya terhadap kabar-kabar burung dengan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan sambil mengingat ayat ini. Kamu tidak di sana, kamu belum menjamin kesahihan berita, apalagi ke-dhabit-an penyampai beritanya. Jadi kita tidak akan menyimpulkan apa-apa. Allah Maha Tahu segala. Semua kembali pada-Nya. Itu yang biasanya saya yakinkan pada diri saya sendiri.
Tapi, maaf Pak. Tidak untuk kali ini.
Bapak terlalu su'udzhon dengan mengira bahwa kami merasa dibodohi. Sebaliknya, kami tidak pernah merasa demikian. Kami belajar dari Quran dan ialah sumber ilmu kami. Sumber ilmu yang membesarkan nama 'Abdullah Ibnu Mas'ud, Imam Syafi'i, Ibnu Sina dan profil teladan muslim lainnya. Di dalam kitab ini terdapat hikmah sepanjang masa, dulu sekarang dan akan datang.
Ya, Quran kami adalah mukjizat paling Agung penyempurna kitab terdahulu yang diwahyukan Allah pada kekasihNya, Baginda Rasulullah. Manusia paling berpengaruh sepanjang peradaban manusia. Tidak sama, jaaauuuuh sekali level beliau dibanding "kita" Pak. "Kita" berpengaruh di kelurahan rumah saya pun tidak. Tidak ada campur tangan "kita" di sana. Hanya Pak Lurah.
Maaf juga Pak, saya memilih percaya karena beberapa kali pun saya menyimak video itu, saya tidak menemukan hujjah apa-apa minimal untuk meyakinkan diri saya sendiri bahwa video itu diedit, dicut atau sengaja direkayasa sehingga seolah konteks aslinya berbeda. Yang saya temukan pernyataan itu terlalu jelas mengalir hingga membuat sedih hati kami.
Bapak yang (semoga tetap) terhormat (walau saya tidak yakin),
Dengan Quran, tidak ada di antara kami yang merasa terbodohi. Sungguh!
Dear Saudara seimah di negri Indonesia, satu hal yang ingin saya pastikan saat ini adalah bahwa tidak ada seorang pun muslim di negri ini yang sedikitpun merasa terbodohi oleh Qurannya. Tidak ada kan?!
Biar saja ucapan itu. Kita tidak akan terpengaruh!
Rabb, hukum kami bila hati ini mati dan tak peduli
Bila kata tak mampu bicara
Bila tangan seakan dipenuhi beban kekosongan
Menyaksikan penghinaan terhadap KalamMu..
Hukum kami dengan tak membiarkan hati ini lalai dari dzikir padaMu
Lidah ini tak pernah lelah bertasbih mengagungkanMu
Langkah ini tak jemu dalam qiyam beribadah menghadapMu
Hidupkan yang mati agar menemukan ghirahnya kembali ya Rabb..
Selamatkan Aqidah kami
Bismillah,
Bismillah,
Salam keselamatan untuk seluruh saudara seiman di tanah air ini.
Tidak boleh dan tidak akan ada di antara kita yang merasa dibodohi oleh Quran, ya.
Saya tidak langsung menontonnya saat viral. Baru hari ini tahu. Saya memprioritaskan Al-Hujuraat ayat 6 untuk menghadapi seluruh berita yang lalu-lalang di media sosial. Dan berusaha mengendalikan kekesalan saya terhadap kabar-kabar burung dengan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan sambil mengingat ayat ini. Kamu tidak di sana, kamu belum menjamin kesahihan berita, apalagi ke-dhabit-an penyampai beritanya. Jadi kita tidak akan menyimpulkan apa-apa. Allah Maha Tahu segala. Semua kembali pada-Nya. Itu yang biasanya saya yakinkan pada diri saya sendiri.
Tapi, maaf Pak. Tidak untuk kali ini.
Bapak terlalu su'udzhon dengan mengira bahwa kami merasa dibodohi. Sebaliknya, kami tidak pernah merasa demikian. Kami belajar dari Quran dan ialah sumber ilmu kami. Sumber ilmu yang membesarkan nama 'Abdullah Ibnu Mas'ud, Imam Syafi'i, Ibnu Sina dan profil teladan muslim lainnya. Di dalam kitab ini terdapat hikmah sepanjang masa, dulu sekarang dan akan datang.
Ya, Quran kami adalah mukjizat paling Agung penyempurna kitab terdahulu yang diwahyukan Allah pada kekasihNya, Baginda Rasulullah. Manusia paling berpengaruh sepanjang peradaban manusia. Tidak sama, jaaauuuuh sekali level beliau dibanding "kita" Pak. "Kita" berpengaruh di kelurahan rumah saya pun tidak. Tidak ada campur tangan "kita" di sana. Hanya Pak Lurah.
Maaf juga Pak, saya memilih percaya karena beberapa kali pun saya menyimak video itu, saya tidak menemukan hujjah apa-apa minimal untuk meyakinkan diri saya sendiri bahwa video itu diedit, dicut atau sengaja direkayasa sehingga seolah konteks aslinya berbeda. Yang saya temukan pernyataan itu terlalu jelas mengalir hingga membuat sedih hati kami.
Bapak yang (semoga tetap) terhormat (walau saya tidak yakin),
Dengan Quran, tidak ada di antara kami yang merasa terbodohi. Sungguh!
Dear Saudara seimah di negri Indonesia, satu hal yang ingin saya pastikan saat ini adalah bahwa tidak ada seorang pun muslim di negri ini yang sedikitpun merasa terbodohi oleh Qurannya. Tidak ada kan?!
Biar saja ucapan itu. Kita tidak akan terpengaruh!
Terserah jika orang-orang menghina kami, para umat. Adalah tanggung jawab kami sepenuhnya memperbaiki diri. Tapi tidak terhadap Quran!
Rabb, hukum kami bila hati ini mati dan tak peduli
Bila kata tak mampu bicara
Bila tangan seakan dipenuhi beban kekosongan
Menyaksikan penghinaan terhadap KalamMu..
Hukum kami dengan tak membiarkan hati ini lalai dari dzikir padaMu
Lidah ini tak pernah lelah bertasbih mengagungkanMu
Langkah ini tak jemu dalam qiyam beribadah menghadapMu
Hidupkan yang mati agar menemukan ghirahnya kembali ya Rabb..
Selamatkan Aqidah kami
Tidak ada komentar: