Memenangkan...

Bismillah,

Pergi interview,
Gigi: Ri, pergi dulu ya. Doakan?
Riri: Menangkan!

Tawaran proyek,
Gigi: Ri, ada tawaran proyek. Gimana?
Riri: Menangkan!

Sore nganggur,
Gigi: Ri, ayo cobain. Game seru! (Sambil fokus main)
Riri: Menangkan!
...
Gigi: Ri, ada apa dengan kata menangkan?
Riri: Hm, waktu itu kamu pernah cerita soal karyawan di perusahaan itu gajinya gede kan ya?
Gigi: Iya, terus?
Riri: Hm, yang dulu ada juga kamu cerita ikutan proyek buat mempercantik CV ya?
Gigi: Ngg,
Riri: Barusan ini kamu ajak aku main game ya?
Gigi: Iya, seru kamu suka deh.
Riri: Padahal udah azan Gi. Ayo ke mesjid..
Gigi segera meletakkan gadget di tangannya dan berwudhu.

Selesai shalat, dalam perjalanan kembali ke rumah
Riri: Beberapa waktu lalu aku sering dengar kata itu memang. Lantas aku berpikir,
Gigi: Si(apa) yang kita menangkan? Tebak Gigi
Riri: Iya,
Gigi: Aku juga kepikiran itu pas abis shalat. Waktu kamu ingetin udah azan itu aku bener-bener ngga sadar.
Riri: Waktu pertama dengar terlintas jawaban : diri kita sendiri. Tapi aku merasa janggal. Kalau begini kita sama aja seperti menanamkan bibit egois, ujub, dan duniawi oriented.
Gigi: Aku waktu interview itu kepikiran memenangkan masa depan. Tapi ngga tahu kenapa aku merasa ada yang janggal juga dengan itu deh. Ternyata,
Gigi & Riri: Jawabannya adalah Allah. :)
Riri: Aku baru ketemu jawabannya juga tadi, tentang main game.
Gigi: Memenangkan Allah atas niat kita dalam mencari nafkah penghidupan,
Riri: Memenangkan Allah atas kekhawatiran tentang masa depan, hingga tidak ada lagi kekhawatiran melainkan ketenangan,
Gigi: Juga memenangkan Allah atas diri kita sendiri, kan?
Riri: Iya, diri yang manusia banget, cenderung pada kesenangan dan senda gurau
Gigi: Memenangkan Allah atas siapapun, apapun...

Keduanya terdiam dalam renungan masing-masing

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.