Dulu dan Sekarang
Bismillah...
Pagi ini di rumah hanya ada aku dan Ibu.
Yap, minggu ini aku pulang.
Di sela-sela rutinitas beres-beres rumah, Ibu menyelipkan berbagai nasehat. Petuah panjang lebar yang sarat akan pembelajaran hidup.
Trigger-nya sebenarnya adalah aku yang sedang iseng memperlakukan keranjang sampah seperti ring basket. Main-main biar seru. Namun, Ibu tak sependapat denganku.
Mendengar kajian pagi dari Ibu aku angguk-angguk manut saja menunjukkan respon tanda aku menyimak setiap pertanyaan Ibu. Pertanyaan dan pernyataan itu memang tak butuh jawaban melainkan membutuhkan respon.
Aku perhatikan Ibu lekat-lekat. Kali ini pikiranku melayang.
Ah, sejak kapan perasaan menyimak nasehat Ibu jadi menyenangkan begini?
Hm, kapan tepatnya otak dan tindakanku mulai waras saat momen-momen seperti sekarang ini?
Ada yang berubah dariku. Pikiranku membawaku kembali ke masa lalu. Sepertinya sewaktu kecil dulu, aku selalu ingin kabur saja setiap kali hendak "diomeli" Ibu. Menyimak Ibu berceramah sama dengan memotong waktu bermain ku di luar bersama teman.
Sekarang tidak begitu. Ternyata kata-kata Ibu itu penuh dengan doa dan harapan yang tersirat. Agar aku menjadi pribadi yang baik dan menjalani hidup lebih baik.
Cha..cha..
Aku sudah dewasa rupanya B-)
-
Ya iya emang harusnya begitu.
Ingat udah umur berapaaa -_-"
-
Ih, ngga mau dikata tua. Diam kamu!
-
Bukan tua, dewasa
-
Sama aja. Udah biar aku aja yang ngomong
-
Ngga mau
-
#gedebug
-
#bug
-
#plak
-
#pletok
-
The end
(Ihihihi, kapan lagi bisa bikin post bergenre action thriller begini. Akibat ngepost tengah malam. Hm, mulai gaje.
Udah ah. Bye...)
Pagi ini di rumah hanya ada aku dan Ibu.
Yap, minggu ini aku pulang.
Di sela-sela rutinitas beres-beres rumah, Ibu menyelipkan berbagai nasehat. Petuah panjang lebar yang sarat akan pembelajaran hidup.
Trigger-nya sebenarnya adalah aku yang sedang iseng memperlakukan keranjang sampah seperti ring basket. Main-main biar seru. Namun, Ibu tak sependapat denganku.
Mendengar kajian pagi dari Ibu aku angguk-angguk manut saja menunjukkan respon tanda aku menyimak setiap pertanyaan Ibu. Pertanyaan dan pernyataan itu memang tak butuh jawaban melainkan membutuhkan respon.
Aku perhatikan Ibu lekat-lekat. Kali ini pikiranku melayang.
Ah, sejak kapan perasaan menyimak nasehat Ibu jadi menyenangkan begini?
Hm, kapan tepatnya otak dan tindakanku mulai waras saat momen-momen seperti sekarang ini?
Ada yang berubah dariku. Pikiranku membawaku kembali ke masa lalu. Sepertinya sewaktu kecil dulu, aku selalu ingin kabur saja setiap kali hendak "diomeli" Ibu. Menyimak Ibu berceramah sama dengan memotong waktu bermain ku di luar bersama teman.
Sekarang tidak begitu. Ternyata kata-kata Ibu itu penuh dengan doa dan harapan yang tersirat. Agar aku menjadi pribadi yang baik dan menjalani hidup lebih baik.
Cha..cha..
Aku sudah dewasa rupanya B-)
-
Ya iya emang harusnya begitu.
Ingat udah umur berapaaa -_-"
-
Ih, ngga mau dikata tua. Diam kamu!
-
Bukan tua, dewasa
-
Sama aja. Udah biar aku aja yang ngomong
-
Ngga mau
-
#gedebug
-
#bug
-
#plak
-
#pletok
-
The end
(Ihihihi, kapan lagi bisa bikin post bergenre action thriller begini. Akibat ngepost tengah malam. Hm, mulai gaje.
Udah ah. Bye...)
Tidak ada komentar: