Guru-Anak-Orang Tua

Bismillah,

Menurutmu, apa yang akan terjadi jika seorang guru mengadu pada orang tua bahwa anak mereka nakal? Melanggar peraturan? Tidak bisa diatur? Melawan? Dan sifat-sifat sejenisnya?

Mari berhipotesis sejenak
1. Orang tua minta maaf dan senyum-senyum saja dan kemudian memarahi anak-anaknya saat berpisah dari guru mereka
2. Orang tua terang-terangan mengomeli anak-anaknya di depan guru mereka, bahwa anaknya jelas-jelas salah

Lagi. Menurutmu, apa yang akan terjadi jika dua kasus ini dihadapi si anak?

3. Orang tua minta maaf dan senyum-senyum saja kemudian bertabayyun, benar kamu begitu Nak? Jika memang begitu, sang orang tua akan menjelaskan sisi positif, dampak negatif tindakannya dan apa hal yang perlu diluruskan dari pemikiran anaknya plus mendoakan agar anaknya senantiasa menjadi anak sholeh.
4. Hm, tapi ada juga orang tua yang memang bertanya untuk lebih memahami pandangan si anak. Sayangnya, respon yang diberikan oleh orang tua adalah "Oh, guru kamu ternyata begitu. Ibu/Bapak juga lihat sepertinya orangnya begitu, bla bla bla..." Segala kata si anak ditelan bulat-bulat.

Hmm...
Menjadi guru yang bijaksana (di mata murid), tak ada yang mengakui bahwa menjadi guru adalah hal mudah, setidaknya pernyataanku berdasar dari pengalaman sendiri dan survei mandiri. Menjadi guru dengan banyak anak yang harus dipahamkan tentang ilmu, baik akademik, maupun hikmah adalah sebuah tantangan. Mampu memahami dan mengerti dituntut sebagai emosional. Di sisi lain, guru harus menjadi role model. Kewibawaan sebagai seorang guru harus dijaga tanpa mencipta jarak antara dirinya dengan muridnya. Tapi, menjadi guru bagi banyak guru-guru sejati adalah kebahagiaan. Kebahagiaan yang mereka peroleh dari keikhlasan. Lucu saja, ada guru yang menganggap murid-murid mereka bagaikan anak mereka sendiri. Mereka tak ingin anaknya dikata-katai namun begitu ingin murid-muridnya menjadi anak yang shaleh, sukses dunia akhirat. Tak jauh berbeda dengan perasaan mereka terhadap anak sendiri. Tapi mereka benar-benar ada!

Menjadi anak yang baik dan murid yang sempurna (di mata guru) agaknya sulit, bukan tidak mungkin karna tentu mungkin saja. Anak yang didik sejak kecil dengan baik dan memahami kebaikan menjadi salah satu sumber kebahagiaan dan kebanggan guru dan orang tuanya. Namun, mereka tetaplah remaja di masa peralihan. Ada saatnya mereka ingin bebas dan ingin bertindak sesuka hati mereka. Apakah itu "be your self"? Mungkin meluruskan konsep be your self dalam pikiran mereka dianggap perlu dilakukan, bahwa menjadi diri sendiri bukanlah membiarkan keburukan bagian dari diri mereka sendiri. Be your self menurut saya adalah menyadari diri kita sebagai manusia, sebagai hamba, sebagai khalifah. Oh, jadi khalifah?! Khalifah bukan untuk bersombong-sombong ria terhadap kedudukan manusia di antara makhluk lain. Menjadi khalifah seperti yang saya pernah katakan, di dalamnya termasuk usaha menjadi te.la.dan. Teladan.

Menjadi orang tua ideal, adalah keinginan setiap orang tua itu sendiri, harapan setiap anak dan tuntutan para guru.
Aku belum benar-benar menjadi orang tua, tapi orang tua bagiku adalah madrasah pertama.

...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.