Cerita tentang Si Kaya #2

[Iseng2 Bermanfaat]
Oh, ternyata membaca tulisan #1 si kaya tersindir. 

Gengsi ia dikatakan tak pandai mengurus anak. 
Siapa pula itu yang berani mengata-ngatai nasib masa depannya. 
Si kaya pun segera menyekolahkan anak2nya di sekolah kualitas nomor wahid di negri itu. 
Satu per satu anaknya menjadi anak yang baik. 
Berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia. 
Hasil belajar di sekolah membuat mereka begitu. 
Kebiasaan-kebiasaan buruk di lingkungan rumah si kaya perlahan-lahan hilang 
berubah menjadi kebiasaan-kebiasaan baik. 
Lebih harmonis lah keluarga si kaya. 
Anak-anaknya berilmu dan berakhlak mulia. 
Usaha si kaya dijalankan oleh anak-anaknya dengan modal ilmu dan akhlak tadi. 
Mereka menjalin kerja sama dengan prinsip kejujuran yang membuahkan keuntungan merata. Mereka berderma, tapi kini tak mudah tertipu oleh si miskin. 
Anak-anak si kaya tumbuh menjadi anak yang dapat diandalkan dan dibanggakan.
 

Oh ya ada lagi! Si kaya percaya bahwa kesempatan membenahi diri selalu terbuka bagi dirinya sendiri dan bagi siapapun yang ingin berbenah.
 

Oh, si kaya nan asri. Semoga rahmat kebaikan menyertaimu.

--Bumiku, Indonesiaku

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.