La Takhaf
Bismillah,
Suatu sore yang tentram. Bumi baru saja basah oleh hujan. Sisa rintik hujan di ujung daun hijau begitu menyegarkan dipandang mata. Percakapan kecil itu bermula...
Gigi: Baiklah, ada apa denganmu? Sebentar-sebentar menangis, sebentar-sebentar tersenyum dan melompat-lompat kegirangan.
Riri: Hi hi..
Gigi: Ayolah, aku tidak meminta kau nyengir. Katakan apa yang baru saja terjadi?
Riri: Ada banyak, banyak sekali. Semua itu berlalu begitu cepat dalam hidupku.
Gigi: Oh, aku mengerti apa yang kau bicarakan. Haruskah aku merincikannya satu demi satu? *smirk
Riri: Stop! stop! Jangan membuatku sebagai bahan leluconmu, ok?!
Gigi: Untuk kali ini, apakah engkau bersedia mempercayaiku?
Riri: Hm? Thab'an. I will...
Gigi: Mulai saat ini dan seterusnya, aku ingin kita tidak lagi mengkhawatirkan masa depan, bagaimana?
Riri: Itu pula pikirku...
Suatu sore yang tentram. Bumi baru saja basah oleh hujan. Sisa rintik hujan di ujung daun hijau begitu menyegarkan dipandang mata. Percakapan kecil itu bermula...
Gigi: Baiklah, ada apa denganmu? Sebentar-sebentar menangis, sebentar-sebentar tersenyum dan melompat-lompat kegirangan.
Riri: Hi hi..
Gigi: Ayolah, aku tidak meminta kau nyengir. Katakan apa yang baru saja terjadi?
Riri: Ada banyak, banyak sekali. Semua itu berlalu begitu cepat dalam hidupku.
Gigi: Oh, aku mengerti apa yang kau bicarakan. Haruskah aku merincikannya satu demi satu? *smirk
Riri: Stop! stop! Jangan membuatku sebagai bahan leluconmu, ok?!
Gigi: Untuk kali ini, apakah engkau bersedia mempercayaiku?
Riri: Hm? Thab'an. I will...
Gigi: Mulai saat ini dan seterusnya, aku ingin kita tidak lagi mengkhawatirkan masa depan, bagaimana?
Riri: Itu pula pikirku...
Tidak ada komentar: