Mahasiswa yang baik...
Bismillah,
Oke ini edisi dokumentasi event bersejarah yang menimpa mahasiswa Informatika 2010, ya jurusan saya. Karna ini blog saya, jadi cerita ini dari sudut pandang saya, tentu saja, heheh ;-]
Sekilas mengingat bagaimana saya, maksudnya, pada awalnya saya bukanlah orang yang terupdate tentang informasi baru di milis. Ya, tentu saja karna saya punya teman yang lebih update dan tahu segala dibanding saya terutama untuk urusan kampus. Bahkan saking semua harus mereka beritahu pada saya, terkadang mereka jadi merasa bosan sendiri dan hanya menjawab, "Check milis, Mi!", atau mengatakan "Makanya, baca milis dong.." ketika saya melontarkan kata-kata "Oh, iya ya?" untuk suatu informasi baru yang saya tidak ketahui dan ingin meyakinkan diri.
Akhirnya, beberapa hari belakangan ini, Saya sadar, insyaf. Karena merasa tidak ingin berlama-lama terus bergantung pada teman, saya men-sinkronkan akun email student dengan telepon genggam . Yah, walaupun hanya terkoneksi pada saat-saat tertentu seperti si telepon berada di tempat-tempat free wi-fi. Akibatnya, informasi baru dapat saya terima lebih cepat tanpa perlu membuka laptop. Semua orang juga tahu ini. Saya saja yang terlambat canggih.
Nah, giliran ada informasi kuliah yang disebar di milis, saya merasa senang sekali sudah tahu lebih dulu daripada teman saya. Ini saatnya memutar-balikkan keadaan mengatakan "Makanya check milis.." pada mereka.
Hari itu, ketika jam setengah satu malam saya masih belum tidur gara-gara memperbaiki laptop yang berulah, atau saya yang ceroboh, entahlah, saat itu muncul notifikasi email baru di telepon genggam saya. Notifikasi tentang ujian tengah semester. UTS, sekali lagi UTS, masih kurang jelas? UTS. Informasi emailnya terkait beberapa aturan untuk ujian sore hari itu. Ketika saya menerima email, ada hal tak wajar, ada dua email. Konten email pertama ada typo dan sangat tidak wajar apalagi jika itu dari dosen kelas saya bahkan namanya sendiri salah satu huruf. Email berikutnya email kosong, dengan nama pengirim yang telah diperbaiki typo-nya. Tapi pikiran itu saya skip berhubung sudah malam dan otak mulai pasif untuk berpura-pura menjadi Conan. Beberapa detik kemudian informasi tersebut telah disebar ke group fb jurusan mengingat kebanyakan teman lebih sering dan cepat update fb. Dengan berbagai alasan mendukung, saya dan teman-teman yang saat itu masih bangun merasa terhipnotis dengan pemberitahuan aneh bin super tak logis ini yang dikirim tengah malam (ingat latar belakang waktunya, kejadian jam setengah satu malam dan saya ujian jam 15.00 WIB), dari dosen yang bersangkutan.
Sore saya ke kampus untuk ujian, teman-teman saya, termasuk saya, telah siap sebagai 'mahasiswa yang baik taat aturan' untuk ujian. Yang biasanya tidak rapi, hari ini benar-benar mengenakan kemeja dan sepatu hitam, saya sih rapi setiap hari, haha. Detik-detik ujian akan mulai, sang dosen heran melihat kami menyiapkan bahan di atas meja. "Ujiannya closebook ya.." kata beliau. Ini jelas beda sekali dengan pemberitahuan di milis. Geger dan ributlah seluruh kelas. Dosen yang bersangkutan pun datang ke kelas dan mengonfirmasi, dengan jelas menyatakan bahwa beliau tidak pernah mengirimkan email tersebut dan dosen lain pun tak menerima pemberitahuan itu. Ini spoofing ke milis. Pasrah, saat itu kami mengerjakan ujian dengan pengetahuan dan logika yang ada, sementara soal ujiannya benar-benar menguji hafalan. Rabbi isyrahli shadri wa yassirli amri. Aku hanya tersenyum-senyum sendiri dan tak habis pikir bagaimana bisa informatika jadi korban spoofing, atau justru karena kami informatika?
Usut punya usut, saya dan teman-teman membahas kejadian hari ini dengan semangat. Melakukan cross-check email dan mengulas kembali analisis yang saya skip di atas. Muncul berbagai pertanyaan, kenapa dosen mengirim email tengah malam seperti bukan tindakan profesionalis. Beberapa kejadian belakangan yang diperkirakan jadi modus si pelaku, probabilitas tersangka, dan bla bla bla, bla bla bla. Saat sedang asik-asik ngobrol, lagi tindakan spoofing ini menimpa senior saya. Emailnya digunakan si pelaku, kontennya curhat di milis himpunan dan berperan seolah-olah benar-benar senior saya yang sedang curhat. Seperti pelaku kenal betul dengan status senior saya saat itu. Obrolan pun terputus oleh telepon dari orang tua saya.
Ya, seperti biasa, setiap malam orang tua memang selalu menelepon menanyakan kabar. Saya ceritakan kejadian hari ini pada Mama, dan beliau berkata, "Nak, yang namanya mahasiswa kalau tidak berusaha dan belajar dulu ketika ujian itu, tetap aja bukan tindakan sebagai mahasiswa yang baik, kan? walaupun ada pengumuman ujian open book atau close book, tetap belajarnya harus sama. Ya kan?", "Tapi Ma, tapi Ma, tapi, tapi, tapi...", aku ingin menjawab dan mencari alasan pembelaan diri, sayang tak kutemukan. Thats totally right!
Mari belajar lebih baik untuk besok dan berusaha tidak menyalahkan siapa-siapa. Apapun modus si spoofer melakukan tindakan ini, aku tidak ingin lagi memikirkannya lebih jauh hingga memancing-mancing suudzon ke mana-mana.
Inna ma'a al-'usri yusro, fa inna ma'a al-'usri yusro. Setelah kesulitan selalu ada bertubi-tubi kemudahan. Tidak lupa kan? :-)
Oke ini edisi dokumentasi event bersejarah yang menimpa mahasiswa Informatika 2010, ya jurusan saya. Karna ini blog saya, jadi cerita ini dari sudut pandang saya, tentu saja, heheh ;-]
Sekilas mengingat bagaimana saya, maksudnya, pada awalnya saya bukanlah orang yang terupdate tentang informasi baru di milis. Ya, tentu saja karna saya punya teman yang lebih update dan tahu segala dibanding saya terutama untuk urusan kampus. Bahkan saking semua harus mereka beritahu pada saya, terkadang mereka jadi merasa bosan sendiri dan hanya menjawab, "Check milis, Mi!", atau mengatakan "Makanya, baca milis dong.." ketika saya melontarkan kata-kata "Oh, iya ya?" untuk suatu informasi baru yang saya tidak ketahui dan ingin meyakinkan diri.
Akhirnya, beberapa hari belakangan ini, Saya sadar, insyaf. Karena merasa tidak ingin berlama-lama terus bergantung pada teman, saya men-sinkronkan akun email student dengan telepon genggam . Yah, walaupun hanya terkoneksi pada saat-saat tertentu seperti si telepon berada di tempat-tempat free wi-fi. Akibatnya, informasi baru dapat saya terima lebih cepat tanpa perlu membuka laptop. Semua orang juga tahu ini. Saya saja yang terlambat canggih.
Nah, giliran ada informasi kuliah yang disebar di milis, saya merasa senang sekali sudah tahu lebih dulu daripada teman saya. Ini saatnya memutar-balikkan keadaan mengatakan "Makanya check milis.." pada mereka.
Hari itu, ketika jam setengah satu malam saya masih belum tidur gara-gara memperbaiki laptop yang berulah, atau saya yang ceroboh, entahlah, saat itu muncul notifikasi email baru di telepon genggam saya. Notifikasi tentang ujian tengah semester. UTS, sekali lagi UTS, masih kurang jelas? UTS. Informasi emailnya terkait beberapa aturan untuk ujian sore hari itu. Ketika saya menerima email, ada hal tak wajar, ada dua email. Konten email pertama ada typo dan sangat tidak wajar apalagi jika itu dari dosen kelas saya bahkan namanya sendiri salah satu huruf. Email berikutnya email kosong, dengan nama pengirim yang telah diperbaiki typo-nya. Tapi pikiran itu saya skip berhubung sudah malam dan otak mulai pasif untuk berpura-pura menjadi Conan. Beberapa detik kemudian informasi tersebut telah disebar ke group fb jurusan mengingat kebanyakan teman lebih sering dan cepat update fb. Dengan berbagai alasan mendukung, saya dan teman-teman yang saat itu masih bangun merasa terhipnotis dengan pemberitahuan aneh bin super tak logis ini yang dikirim tengah malam (ingat latar belakang waktunya, kejadian jam setengah satu malam dan saya ujian jam 15.00 WIB), dari dosen yang bersangkutan.
Sore saya ke kampus untuk ujian, teman-teman saya, termasuk saya, telah siap sebagai 'mahasiswa yang baik taat aturan' untuk ujian. Yang biasanya tidak rapi, hari ini benar-benar mengenakan kemeja dan sepatu hitam, saya sih rapi setiap hari, haha. Detik-detik ujian akan mulai, sang dosen heran melihat kami menyiapkan bahan di atas meja. "Ujiannya closebook ya.." kata beliau. Ini jelas beda sekali dengan pemberitahuan di milis. Geger dan ributlah seluruh kelas. Dosen yang bersangkutan pun datang ke kelas dan mengonfirmasi, dengan jelas menyatakan bahwa beliau tidak pernah mengirimkan email tersebut dan dosen lain pun tak menerima pemberitahuan itu. Ini spoofing ke milis. Pasrah, saat itu kami mengerjakan ujian dengan pengetahuan dan logika yang ada, sementara soal ujiannya benar-benar menguji hafalan. Rabbi isyrahli shadri wa yassirli amri. Aku hanya tersenyum-senyum sendiri dan tak habis pikir bagaimana bisa informatika jadi korban spoofing, atau justru karena kami informatika?
Usut punya usut, saya dan teman-teman membahas kejadian hari ini dengan semangat. Melakukan cross-check email dan mengulas kembali analisis yang saya skip di atas. Muncul berbagai pertanyaan, kenapa dosen mengirim email tengah malam seperti bukan tindakan profesionalis. Beberapa kejadian belakangan yang diperkirakan jadi modus si pelaku, probabilitas tersangka, dan bla bla bla, bla bla bla. Saat sedang asik-asik ngobrol, lagi tindakan spoofing ini menimpa senior saya. Emailnya digunakan si pelaku, kontennya curhat di milis himpunan dan berperan seolah-olah benar-benar senior saya yang sedang curhat. Seperti pelaku kenal betul dengan status senior saya saat itu. Obrolan pun terputus oleh telepon dari orang tua saya.
Ya, seperti biasa, setiap malam orang tua memang selalu menelepon menanyakan kabar. Saya ceritakan kejadian hari ini pada Mama, dan beliau berkata, "Nak, yang namanya mahasiswa kalau tidak berusaha dan belajar dulu ketika ujian itu, tetap aja bukan tindakan sebagai mahasiswa yang baik, kan? walaupun ada pengumuman ujian open book atau close book, tetap belajarnya harus sama. Ya kan?", "Tapi Ma, tapi Ma, tapi, tapi, tapi...", aku ingin menjawab dan mencari alasan pembelaan diri, sayang tak kutemukan. Thats totally right!
Mari belajar lebih baik untuk besok dan berusaha tidak menyalahkan siapa-siapa. Apapun modus si spoofer melakukan tindakan ini, aku tidak ingin lagi memikirkannya lebih jauh hingga memancing-mancing suudzon ke mana-mana.
Inna ma'a al-'usri yusro, fa inna ma'a al-'usri yusro. Setelah kesulitan selalu ada bertubi-tubi kemudahan. Tidak lupa kan? :-)