Hitung Mundur
Bismillah.
Suatu malam, aku tidak bisa tertidur dengan mudah seperti malam-malam biasanya. Ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku, tapi entah apa. Sejenak, kuperhatikan jam dinding di hadapanku. Di tengah suasana malam yang hening, ia meribut berdetak-detak dan bersahutan. Tapi aku sama sekali tidak merasa terganggu dengan suara itu. Pandanganku tak kulepaskan dari jam ini.
Lama kelamaan, otakku mulai berimajinasi bebas. Jam dinding di hadapanku kini mengeluarkan kode-kode algoritma iterasi tentang umurku.
for (i = umur; i >= 0; i--)
Ia seolah bertugas sebagai reminder yang mengingatkanku bahwa umurku berkurang tiap detik, setiap jarum merah tipis itu berpindah dari satu titik ke titik yang lain. Ia bergerak mundur dan ketika i = 0, itulah akhir.Bagaimana jika detik berikutnya adalah detik yang bertepatan dengan i=0? Atau bagaimana jika itu terjadi besok? atau ketika aku menghirup udara pagi? atau ketika a, b, c, d, bla, bla, bla. Dan aku pun mengkhawatirkan sesuatu.
Aku tidak bisa meminta umur dari Bank Umur atau dari orang lain seperti yang dilakukan Justin Timberlake dalam film "In Time". Walaupun hanya menonton menit-menit awal, aku rasa aku cukup mengerti bahwa film ini menceritakan "Transaksi Umur" yang dapat dilakukan seseorang untuk menghindari kematiannya. Hh, I think Its very very very immpossible. It make me laugh when I remember 'bout it.
Yang kukhawatirkan bukan karena tidak bisa "ber-nego" dengan malaikat izrail, lagipula aku tidak ingin bernego. Aku khawatir.., tidak, Aku harusnya khawatir bila tidak bisa kembali dalam keadaan "Tershalih, terbaik, tercantik, terindah" ke hadapan Sang Khalik. Bukankah seseorang selalu ingin tampil cantik/tampan di hadapan pasangannya? Lalu, kenapa seorang hamba kepada Khaliknya tidak melakukan hal yang lebih dari itu? :'(
Belum lagi, di ruang kuliah tadi, dosenku sempat mengungkapkan sebuah pertanyaan, "Apa yang aku cari di dunia ini?". Pertanyaan itu terus berputar-putar memenuhi ruang otakku. Bukan untuk mencari jawaban, karna jawaban untuk pertanyaan ini adalah pasti, tapi untuk merenungkan hikmah Rabb menciptakanku, dan mengenalkanku kepada sebuah ruang penuh rahmat bernama bumi...
Hitung Mundur
Reviewed by Kisah Fajr
on
November 26, 2012
Rating: 5