Mimpi Mentari

Suatu sore yang damai, Mentari yang terlalu bersemangat di siang hari untuk menerangi bumi, mulai lelah. Tapi ia bukan lelah lemah, ia bukan lelah mengeluh, ia hanya lelah dan ingin beristirahat sejenak. Mentari selalu punya banyak cadangan energi. Ia adalah mentari yang kuat. Namun saat ini, adalah giliran moon yang akan berjaga. Karna masih belum ingin pulang, mentari memutuskan untuk duduk menatap bumi. Lama diresapinya suasana sore itu. Dalam kelelahannya, mentari pun tertidur.
Langit sudah mulai gelap, akan tetapi mentari belum juga terjaga. Ada apa dengannya? Hm, sepertinya ia bermimpi. Ya, mentari memang memimpikan sesuatu dalam tidurnya.
Ia bermimpi masuk ke dalam sebuah istana. Istana nan megah dan luasnya tak terkira. Di sekeliling istana tertanam bunga warna-warni dan pohon hijau yang rindang. Penjaganya ramah lagi perkasa. Mentari takjub. Ia mencoba menelusuri pintu belakang istana, tapi tak ia temukan pintu itu. Di tengah jalan, seseorang berseru padanya,
"Wahai, Nak! Selamat datang di Istana Langit!"
"Oh, eh, uhm...Apakah benar ini istana langit, Kek?"
"Ya, tentu! Aku amati kau mencari sesuatu, apa yang kau cari?"
"Uhm, di mana pintu keluar istana ini? Aku bahkan lupa bagaimana bisa aku masuk ke sini"
"Kau ingin keluar? Keluarlah dengan jalanmu sendiri!"
Seketika Mentari terkejut, apa yang salah dengan pertanyaannya? Ia tidak merasa melakukan kesalahan, tapi sang kakek tiba-tiba berbicara dengan nada ketus padanya. Mentari memutuskan untuk terus menelusuri istana.  Tiba-tiba sebuah suara menyeru padanya, "Sudahlah, toh sudah masuk istana ini. Kamu juga tidak punya alasan untuk keluar, kan? Kenapa tidak nikmati saja?".
Hari berganti hari mentari lalui dalam istana. Ada sesuatu yang salah, entah itu dari dalam dirinya atau dari lingkungan istana yang ia terima. Mentari merasa kehilangan sesuatu juga mendapatkan sesuatu yang lain. Akan tetapi hal yang begitu mengganggunya adalah ia kehilangan sesuatu yang lebih berharga dari pada yang ia dapatkan. Ia kehilangan jejak. Mimpinya masuk istana telah rusak oleh sesuatu entah apa. Mentari meronta ingin keluar. Semakin lama dalam istana ini, hatinya semakin resah. Ia mencoba ikut menikmati jamuan makan malam super lezat yang disajikan pada pelayan istana, tapi sia-sia. Mentari seperti memakan uap. Dan yang lebih parahnya lagi, sepertinya hanya Ia yang merasakan demikian, tidak penduduk istana lainnya. Berkali-kali ia mencoba mencari jalan keluar untuk pulang, tapi tak ia temukan satu pintu pun. Ia meronta, ia mengemis, tapi tak ada jawaban untuk keluar. jawaban yang ia terima tetap sama, "Keluarlah dengan jalanmu sendiri!".
Suatu malam, mentari memutuskan untuk merenung, kenapa ia justru ingin keluar dari istana ini? sedangkan berjuta-juta umat ingin menikmati tinggal di istana ini. Apa yang salah dengan dirinya. Dalam renungannya, mentari tak kunjung menemukan titik cerah, akhirnya mentari memutuskan untuk tetap tinggal membiarkan air sungai kehidupannya mengalir perlahan tapi pasti.

Mentari kini hidup di alam mimpinya, ia lupa bahwa ia harus keluar untuk kembali menggantikan moon berjaga. Apakah mentari harus segera dibangunkan dari mimpinya atau kita biarkan ia menyelesaikan sekelumit cerita mimpi mentari?

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.