Precious Help^^

Bismillah,
Sebenarnya cerita ini terjadi beberapa hari yang lalu, tapi aku baru bisa menuliskannya hari ini. Jadi begini ceritanya. Sore hari itu aku berjalan dengan santai setelah pulang dari kuliah. Kebetulan saat itu aku hanya sendiri. Biasanya aku pulang bersama temanku yang juga satu tempat tinggal denganku. Namun, kebetulan hari itu jadwal kuliah kami berbeda. Entah kenapa aku merasa ada yang aneh. Ketika hampir dekat dengan gerbang kampus, tempatku biasa menunggu angkot untuk pulang, aku terdorong untuk meneriksa seluruh isi saku di tasku. Dugaanku benar. Aku lupa membawa uang. Seluruh kantong telah aku periksa, dan nothing! Aku tidak menemukan apa-apa kecuali kertas-kertas remuk tak berguna. Padahal biasanya aku menyelipkan recehan di dalam tas tersebut.
Pada hari sebelumnya, Minggu, seharusnya aku libur, tapi karena terlibat suatu kepanitiaan, aku harus bertanggung jawab dan stand by di lokasi. Acara itu membuatku banyak bergerak dan berjalan, hingga sampai hari berikutnya, Hari Senin, badanku masih terasa sakit dan pegal, terutama kakiku. Selain itu, tas yang kugunakan Hari Senin berbeda dengan tas yang kugunakan pada Hari Minggu dan kemungkinan besar sisa uang yang kugunakan masih tersimpan di sana. Belum lagi, pada hari itu aku shaum qadha (puasa yang wajib hukumnya), jadi sebelum berangkat paginya, aku tidak menyiapkan uang untuk jajan. Akhirnya terpaksa aku jalan kaki hingga pulang, kira-kira jaraknya 3 kilometer kurang.
Tetap saja, walaupun berusaha menguatkan diri untuk terus berjalan aku merasa benar-benar letih. Aku tidak kuat dan terlalu lelah. Beberapa angkot membunyikan klaksonnya pertanda menawarkanku kursi. Aku ingin sekali naik, dan kemudian membayar ketika aku sampai di kosan. Tapi, kecil kemungkinan supir angkot memberiku kesempatan untuk mengambil uang terlebih dahulu karena jarak dari tempat menunggu angkot masuk ke dalam gang menuju kosanku "cukup" jauh. Nanti sang supir malah meninggalkanku yang sedang mengambil uang dan pergi dengan marah. Kalau supir itu menganggapku berbohong dan mencatat ongkos yang kubayar sebagai hutang bagaimana? Aku tidak mau berhutang selain itu membayarnya kembali juga sulit. Harapan lain, Aku membayangkan agar seorang temanku ada di dalam salah satu angkot, kemudian memanggilku. Kali saja aku bisa nebeng ongkos. Ah, ini sama saja dengan kasus di atas. Mama pernah bilang agar aku jangan berhutang. Sambil berpikir, aku terus berjalan. Akan tetapi, air mataku nyaris tumpah. Aku lelah. Ya Allah biarkan aku terbang ke kosan :'(
Ada pertolongan yang Allah mengajarkan kita untuk bersabar demi memperoleh pertolongan itu. Ada juga yang langsung Allah berikan sebagai hadiah dan tanda kekuasaanNya. Subhanallah, tiba-tiba seorang dengan penutup masker dan jilbab yang ditutupi helm menghampiriku. Ia menghentikan motornya, menawarkan untuk mengantarku pulang. Beberapa hari yang lalu Aku memikirkan temanku ini. Sudah 3 bulan lebih tidak bertemu dengannya, dan aku sangat senang bertemu dengannya apalagi di saat seperti ini. Allahuakbar, pertolongan Allah itu sangat berharga. Allah menolongku melalui sahabatku :')
Doa adalah penghambaan,
doa salah satu bentuk harapan,
doa itu disertai keyakinan,
kemudian doa akan menjadi pertolongan. 
Thanks Rabb...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.