Maha Baik
Bismillah
Allah Maha Baik
Begitu tergumam saat ingatan mengenang momen-momen sarat makna kebaikan Tuhan. Kala ia terlintas di benak, seluruh tubuh mengaminkan seolah meresapi penuh haru, reka ulang kejadian yang sedang dimainkan. Sejenak, tak lama, hanya butuh beberapa saat bagi bulir-bulir air membanjiri sudut mata. Wujud pengakuan, betapa hebatnya kebaikan Tuhan semesta alam pada diri yang hina lagi penuh kelemahan. Allah Maha Baik, kebaikan yang tiada tara saat seorang hamba berulang kali terjatuh, menjatuhkan diri, terpuruk, memojokkan diri lalu lagi dan lagi Rabb selamatkan bersama Rahmat dan Kelembutan.
Apakah kamu lihat ada kekurangan??
Allah Maha Baik
Namun tak banyak manusia yang menghidupkan kebaikan yang diterimanya melaui komitmen kesyukuran. Sewaktu-waktu ingat, hingga keharuannya terpancar, tubuhnya bergetar, jiwa dan raganya tersadar. Kepada Allah, kembali ia beristighfar. Di lain waktu ia terlupa. Biasa saja seolah kebaikan itu hak yang pantas ia terima. Hati dan fisik mulai alfa. Mereka terlena.
Patutlah tekad "Aku beriman kemudian beristiqomah dalam keimanan" itu menjadi salah satu nasihat, wasiat Baginda Rasul yang berharga pada sahabat, untuk seluruh umat. Sebab berkomitmen dalam kesyukuran agar senantiasa menghidupkan makna kebaikan yang selama ini diterima, bukanlah perkara enteng. Menghidupkan bukan sekadar satu dua kali mengalami kemudian mengingat kembali. Melainkan merawat setia segala ingatan tentang kebaikan Tuhan kemudian menghiasinya dengan bertasbih dan bertahmid. Kesetiaan tersebut berbalik menjaga diri dari alfa.
Saat diri berkomitmen menjaga, ia akan berbalik menjaga, lalu kita pun benar-benar terjaga.
Adakah kamu lihat kekurangan pada limpahan rahmat Tuhan semesta alam?