Refleksi Tesis

Bismillah,

Saat ini, saya sedang disibukkan dengan tesis dan tugas-tugas tambahan (pengalihan) lainnya.
Bicara soal tesis, topik saya kali ini adalah tentang deep learning, lebih tepatnya deep neural network. Setelah struggling dengan proses instalasi dan mempelajari tools, berikutnya adalah perjuangan "menanti" pemodelan selesai dilakukan. "Menanti" kalau-kalau setelah seharian (litterally 24 jam) tiba-tiba job failed. Asik bener, peurih!

Tapi, saya tidak akan membicarakan teknis (Well, hal-hal teknis di blog ini juga bisa dihitung jari. Belum sampai dua tangan juga kayaknya deh haha). Yang menarik perhatian saya adalah kerja CPU lappy milik saya dalam membangun model. Benar-benar seperti saya :))

Berdasarkan referensi, beberapa proyek serupa seperti tesis ini, dikerjakan dengan 8 core multithread yang masing-masing 2-4 thread. Jadi kalau ditotal paralelisasi proses komputasi bisa dibagi ke dalam 16-32 job. Atau mesin yang digunakan core i7 generasi 8. Sementara spesifikasi si Lappy adalah core i5 generasi 4 @ 2.50 Ghz, punya 2 core dan masing-masing 2 thread. Ehehehe. Belum lagi soal GPU yang support CUDA biar lebih ngebut. Dan si Lappy ini  vga cardnya AMD. Jadi kebayang lah yaaaaa

Saya entah berapa kali dibuat tertawa sembari sabar menanti pemodelan. Ketika
1. Pemodelan lama banget.
Nda apa-apa lappy, nda apa-apa lambat asal selamat, selesai bikin modelnya. Beres kerjanya. Nda apa-apa lambat dan ketinggalan, yang penting tetap kerja
Ini berasa ngomong ke diri sendiri sambil bercermin melihat processor sendiri dan processor temen-temen lain. Fufufufu

2.  Spek mesin rendah
Kalau dulu saya sempat bercita-cita punya laptop canggih di tulisan Sharing Yuk!, saat ini dipikir-pikir cita-cita itu bener-bener nda berujung loh. Wkwkwkw. Akan selalu ada yang lebih baik. Heumm, ini pengetahuan umum lah ya, kalau teknologi itu perubahannya cepat dan sangat dinamis.

3. dan lain-lain, dan lain-lain

Hehe, emang begitu ya.
Kehidupan ini bener-bener ujian dan kita harus jeli saat kita sedang diuji ataupun mencari-cari ujian :p

Tidak boleh lalai, jangan terbuai. Kalau kita lupa, kita bisa jatuh dalam iri dengki menyaksikan kenikmatan "berbeda" yang Allah berikan kepada orang lain dan tidak kepada kita. Padahal ada banyak kenikmatan "berbeda" yang jauh lebih baik telah kita terima dengan senang hati dari Allah ta'ala, eh tapi lupa bersyukur.

Perasaan cukup pun begitu. Dulu saat bisa mengoperasikan komputer dari lab saja, sudah bahagia sekali rasanya. Ke sini mulai "butuh" punya laptop sendiri. Selanjutnya, laptop lolol dan "butuh" komputer yang speknya bagus. Di atas langit ada langit. Dan manusia selalu menginginkan langit yang lebih tinggi. Saat kita mampu memaknai hakikat hasbiyallah dengan benar, in sya a Allah ia menjadi peredam segala hasrat duniawi yang tiada henti.

:")

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.