Hina

Bismillah,

Siang tadi saya naik angkot ke suatu tempat. Di tengah jalan seorang pengamen menyandarkan punggungnya ke pintu angkot sambil satu kakinya menyangga tubuh. Lalu ia mulai menyanyi.
♫  Andai saja aku punya, harta yang melimpah
♫  Aku tak kan terhina
...
Jadi ingat, ini nyanyinya populer saat saya kecil.
Dipikir-pikir lagi, dulu selo aja ikut-ikutan nyanyi tanpa paham makna ungkapan ini. Ketika didengar kembali sekarang malah jadi lucu!
Lucu,
Bahwa manusia menempatkan kehormatan itu pada harta. Walau ini tidak sepenuhnya salah. Karena Rasulullah justru menganjurkan kita agar ber-punya. Mampu membantu kehidupan saudara kita, terutama orang-orang miskin di sekitar kita. Sebaliknya, kita dilarang meminta-minta. Sebabnya, ini merendahkan derajat muslim di hadapan manusia. Seolah kita lupa tentang Siapa yang memberi rezeki. Padahal, ketika kita berusaha Allah akan memberikan rezeki-Nya bighairi hisaab.
Lucu,
Bahwa manusia berusaha keras agar tidak terlihat hina di hadapan manusia lainnya. Ada yang berusaha totalitas agar tidak menanggung malu karena tidak ber-harta. Sebaliknya, di hadapan Allah sering kali manusia malah sombong. Seperti tak butuh. Padahal Siapa Pemberi Kehidupan jika bukan Allah. Yang harusnya merasa malu atas aib-aibnya, malah santai aja dan cuek bebek.

Daaaan yang parahnya lagi,
Saya manusia :"(

Mari Berbenah!


Intermezzo:
Btw, penggalan lirik di atas sama bait setelahnya (yang tidak saya tuliskan) ngga nyambung ಠ‿ಠ

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.