Layang-Layang Puti (4)

Bismillah,

Raja Siang hendak meninggalkan peraduan. Seolah menarik layar biru dengan benang kuningnya, di panggung langit. Tugasnya menerangi bumi khatulistiwa telah usai, ia akan kembali esok bersama sinar kebahagiaan. Puti berdiri di bibir pantai, menyaksikannya perlahan bersembunyi di balik lautan lepas ditemani riuh ombak. Berisik mempertanyakan ada apa gerangan ia si anak gunung menghampiri pesisir.

Ombak: Wahai puti yang dirundung lara!Jawablah pertanyaan kami sedari tadi. Apa yang membawamu kemari di penghujung senja?
Puti: Aduhai Ombak, sudikah kiranya engkau mengabulkan permohonanku?
Ombak: Telah salah dialamatkan sebuah tanya.
Puti: Sungguh aku tahu kepada Maha Raja lah semua permohonan berlabuh, namun kali ini aku tahu ombak mampu membantuku
Ombak: Apa yang dapat kami lakukan demi meredakan kedukaanmu?
Puti: Ini, kumohon bawalah ini menuju lautan terdalam.
Ombak: Lindungi kami Maha Raja! Bukankah itu layang-layangmu?
Puti: ...
Ombak: Tahukan engkau bahwa apa yang kami bawa dari pantai bisa saja hancur lebur?
Puti: Begitulah yang aku inginkan.
Ombak: Mengapa?
Puti: Kumohon...
Biar jawaban itu disimpannya sendiri. Seakan mengerti, ombak menelan layang-layang Puti, seperti yang ia kehendaki.

Seketika, Puti terhuyung.
Ia tak sadarkan diri.

Senja itu, Puti melepaskan harapan dengan harapan ia tak pernah kembali.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.