Nano-nano
Bismillah,
Nano-nano. Ini adalah kata yang saya gunakan untuk menggambarkan perasaan hari ini. Benar-benar segala rasa.
Hari ini bersama rombongan musyrifah asrama, saya pergi wisata menuju pesisir selatan. Ada apa di sana? Banyaak!
Yang jelas-beberapa destinasi yang saya kunjungi adalah Pantai Pinus, tempat yang sepanjang pantainya berdiri pinus-pinus gagah nan menentramkan. Saya suka berada di tengah-tengahnya. Lindung.
Well, saya lebih banyak bertindak sebagai fotografer. Tapi itu yang menyenangkan. Setiap kali melihat jangkauan kamera yang hanya sebatas layar kamera saat itu juga kita bisa benar-benar mengagumi mata ciptaan Sang Pencipta. Pandangan kita jauh lebih luas dan canggih dibanding kamera karna kamera hakikatnya memang meniru prinsip kerja mata. Pandangan itu bisa semakin luas dengan ilmu pengetahuan dan wawasan.
Lalu, kami beralih ke pantai zzz (saya lupa namanya). Di sini saya kecelakaan :'(
Awalnya saya tidak berniat naik banana boat, hanya berniat naik donat boat (ngga tau spelling benernya, kalo doughnut adonan tepung dan kacang dong ya? Haha sudahlah?) karna belum pernah mencoba hiburan uji nyali yang ini. Tapi karna diajak sama konco perjalanan dan segan menolak (lebih ke karna bakal seru aja) saya akhirnya naik banana boat juga. Murah kalo ngga hari libur euy! Rombongan pertama aman. Saya naik di giliran rombongan kedua. Nah ini kisahnya. Ketika di tengah laut, di tengah laut man! Sekali lagi, di TENGAH laut! Si abang-abang yang bawa boatnya pingin belok tapi gelombang sepertinya tak menghendaki hal itu hingga terhempaslah kami di tengaj lautan. Biasanya sih ini sensasi yang diberikan ketika penumpang banana boat mendekati pantai. Tapi kami mengalaminya di tengah lautan luas. Seru. Wiih, kebayang serunya. Uji nyali banget kan? Eh air laut di tengah itu bening euy, cantik! Cuma ya tetep aja kaget ngga siap sama momen itu. Karna kekagetan saya itu, air masuk ke telinga saya. Well, katakan ini biasa. Tapi sampai akhirnya pulang airnya ngga keluar-keluar. Padahal saya udah coba berbagai macam cara, mulai dari menutup hidung dan bernafas lewat telinga, loncat-loncat sambil miringin kepala, sampai cara konvensional masukin air tawar eh malah air tawarnya ngga mau keluar. Jadilah saya menahan sakit selama wisata.
Tapi ya begitulah, yang namanya menikmati alam tetap selalu menyenangkan. Saya dapat kesempatan terjun dari Puncak Mandeh. Iya itu loh yang kita naik tebing dikit trus coba terjun dari sana ke laut. Aaaak! It was so amazing! Ya deg-degan sih awalnya. Akhirnya seru pas udah nyebur ke laut.
Terakhir jalan-jalannya ditutup di Hutan Mangrove. Melewati rawa menuju air terjun, air tawar pastinya. Bersih-bersih. Main perosotan. Ada batu yang asik banget dijadiin buat perosotan. Saya penemu pernainan ini lalu kemudian ajakin yang lain dan mereka pun ketagihan (ini maksudnya pamer? Sombong banget! Astagfirullah ngga kok. Maksudnya kalo mau tau persis lokasi batunya yang mana bole tanya saya).
Selama main mah saya bisa lupa sakit telinga. Selesai main mulai kerasa. Saya coba lagi segala cara yang bisa membuat air keluar dari telinga saya. Saya sumbat pake tissue. Dan tissuenya menyerap air tapi campur darah. Saya menahan sakit yang lebih hebat dari Dermaga TPI carocok hingga sampai di Padang. Sampai di Padang saya mohon izin dan memutuskan pulang. Ke dokter dulu dan janjian sama Papa di sana.
I got the problem with my eardrum. The doctor gave me some kind of medicines and I have to drop it into my ear. My nose is sick. My head is sick. And My papillae can taste nothin' T.T
Menjaga memang salah satu hal paling sulit yang harus kita lakukan sebagai manusia.
Segala anggota tubuh kita ini bukan milik kita tapi milik Allah.
Ingat salah satu dari 5 perkara,
Sehat sebelum sakit.
Doakan saya ya! Terima kasih teman..
Nano-nano. Ini adalah kata yang saya gunakan untuk menggambarkan perasaan hari ini. Benar-benar segala rasa.
Hari ini bersama rombongan musyrifah asrama, saya pergi wisata menuju pesisir selatan. Ada apa di sana? Banyaak!
Yang jelas-beberapa destinasi yang saya kunjungi adalah Pantai Pinus, tempat yang sepanjang pantainya berdiri pinus-pinus gagah nan menentramkan. Saya suka berada di tengah-tengahnya. Lindung.
Well, saya lebih banyak bertindak sebagai fotografer. Tapi itu yang menyenangkan. Setiap kali melihat jangkauan kamera yang hanya sebatas layar kamera saat itu juga kita bisa benar-benar mengagumi mata ciptaan Sang Pencipta. Pandangan kita jauh lebih luas dan canggih dibanding kamera karna kamera hakikatnya memang meniru prinsip kerja mata. Pandangan itu bisa semakin luas dengan ilmu pengetahuan dan wawasan.
Lalu, kami beralih ke pantai zzz (saya lupa namanya). Di sini saya kecelakaan :'(
Awalnya saya tidak berniat naik banana boat, hanya berniat naik donat boat (ngga tau spelling benernya, kalo doughnut adonan tepung dan kacang dong ya? Haha sudahlah?) karna belum pernah mencoba hiburan uji nyali yang ini. Tapi karna diajak sama konco perjalanan dan segan menolak (lebih ke karna bakal seru aja) saya akhirnya naik banana boat juga. Murah kalo ngga hari libur euy! Rombongan pertama aman. Saya naik di giliran rombongan kedua. Nah ini kisahnya. Ketika di tengah laut, di tengah laut man! Sekali lagi, di TENGAH laut! Si abang-abang yang bawa boatnya pingin belok tapi gelombang sepertinya tak menghendaki hal itu hingga terhempaslah kami di tengaj lautan. Biasanya sih ini sensasi yang diberikan ketika penumpang banana boat mendekati pantai. Tapi kami mengalaminya di tengah lautan luas. Seru. Wiih, kebayang serunya. Uji nyali banget kan? Eh air laut di tengah itu bening euy, cantik! Cuma ya tetep aja kaget ngga siap sama momen itu. Karna kekagetan saya itu, air masuk ke telinga saya. Well, katakan ini biasa. Tapi sampai akhirnya pulang airnya ngga keluar-keluar. Padahal saya udah coba berbagai macam cara, mulai dari menutup hidung dan bernafas lewat telinga, loncat-loncat sambil miringin kepala, sampai cara konvensional masukin air tawar eh malah air tawarnya ngga mau keluar. Jadilah saya menahan sakit selama wisata.
Tapi ya begitulah, yang namanya menikmati alam tetap selalu menyenangkan. Saya dapat kesempatan terjun dari Puncak Mandeh. Iya itu loh yang kita naik tebing dikit trus coba terjun dari sana ke laut. Aaaak! It was so amazing! Ya deg-degan sih awalnya. Akhirnya seru pas udah nyebur ke laut.
Terakhir jalan-jalannya ditutup di Hutan Mangrove. Melewati rawa menuju air terjun, air tawar pastinya. Bersih-bersih. Main perosotan. Ada batu yang asik banget dijadiin buat perosotan. Saya penemu pernainan ini lalu kemudian ajakin yang lain dan mereka pun ketagihan (ini maksudnya pamer? Sombong banget! Astagfirullah ngga kok. Maksudnya kalo mau tau persis lokasi batunya yang mana bole tanya saya).
Selama main mah saya bisa lupa sakit telinga. Selesai main mulai kerasa. Saya coba lagi segala cara yang bisa membuat air keluar dari telinga saya. Saya sumbat pake tissue. Dan tissuenya menyerap air tapi campur darah. Saya menahan sakit yang lebih hebat dari Dermaga TPI carocok hingga sampai di Padang. Sampai di Padang saya mohon izin dan memutuskan pulang. Ke dokter dulu dan janjian sama Papa di sana.
I got the problem with my eardrum. The doctor gave me some kind of medicines and I have to drop it into my ear. My nose is sick. My head is sick. And My papillae can taste nothin' T.T
Menjaga memang salah satu hal paling sulit yang harus kita lakukan sebagai manusia.
Segala anggota tubuh kita ini bukan milik kita tapi milik Allah.
Ingat salah satu dari 5 perkara,
Sehat sebelum sakit.
Doakan saya ya! Terima kasih teman..
Tidak ada komentar: