Cerita TA [10] cont.
Bismillah,
Nasehat TA:
Di satu sisi, memilih topik yang masih jarang dibahas orang lain memberikan kita alasan yang lebih kuat untuk memulai penelitian baru di bidang tersebut. Secara sederhana, ketika pertanyaan tentang "Mengapa kamu memilih topik ini?" atau "Apa bedanya penelitian yang kamu lakukan dengan penelitian orang lain?" datang, akan lebih mudah menemukan jawabannya karena topik penelitian yang kita angkat memang masih jarang dibahas. Namun, akan ada kesulitan menemukan studi literatur yang terkait dengan topik bahasan tersebut. Sementara sebagai mahasiswa yang masih menyandang status "belum lulus S1" kita tentu perlu melakukan banyak studi literatur, mengumpulkan informasi, dan merangkumnya dengan baik sebagai landasan dan modal dalam penelitian. Setidaknya, ketika menemukan sumber yang bagus, kita dapat melihat bagaimana cara author menyajikan data yang secara tidak langsung "persuasif" dalam menyatakan bahwa penelitian yang telah dilakukan itu berguna.
Di sisi lain, memilih topik general yang banyak diminati peneliti seluruh dunia menuntut memperkaya wawasan, lebih rajin mencari literatur dan memahaminya. Menemukan perbedaan mendasar antara topik penelitian yang ingin kita angkat dengan penelitian lain yang telah ada menjadi kunci utama penelitian. Dengan demikian, ketika bantahan dan berbagai pertanyaan datang untuk mematahkan tujuan penelitian, kita dapat menghadapi dan mempertahankan argumen dengan baik. Namun, ada juga kesulitannya, masih di tahap yang sama studi literatur. Topik yang banyak diminati berarti memiliki banyak sumber bahasan. Bisa jadi kita mengangkat topik yang ternyata pernah dibahas peneliti sebelumnya. Malangnya, bila deskripsi masalah dan solusi penelitian hanya tersedia sesuai bahasa "Ibu" sang author. Butuh tambahan effort berupa waktu dan tenaga untuk memahami sumber tersebut.
Kesimpulannya, tetap perkaya wawasan dan pertahankan semangat menuntut ilmu! :-)
Nasehat TA:
Di satu sisi, memilih topik yang masih jarang dibahas orang lain memberikan kita alasan yang lebih kuat untuk memulai penelitian baru di bidang tersebut. Secara sederhana, ketika pertanyaan tentang "Mengapa kamu memilih topik ini?" atau "Apa bedanya penelitian yang kamu lakukan dengan penelitian orang lain?" datang, akan lebih mudah menemukan jawabannya karena topik penelitian yang kita angkat memang masih jarang dibahas. Namun, akan ada kesulitan menemukan studi literatur yang terkait dengan topik bahasan tersebut. Sementara sebagai mahasiswa yang masih menyandang status "belum lulus S1" kita tentu perlu melakukan banyak studi literatur, mengumpulkan informasi, dan merangkumnya dengan baik sebagai landasan dan modal dalam penelitian. Setidaknya, ketika menemukan sumber yang bagus, kita dapat melihat bagaimana cara author menyajikan data yang secara tidak langsung "persuasif" dalam menyatakan bahwa penelitian yang telah dilakukan itu berguna.
Di sisi lain, memilih topik general yang banyak diminati peneliti seluruh dunia menuntut memperkaya wawasan, lebih rajin mencari literatur dan memahaminya. Menemukan perbedaan mendasar antara topik penelitian yang ingin kita angkat dengan penelitian lain yang telah ada menjadi kunci utama penelitian. Dengan demikian, ketika bantahan dan berbagai pertanyaan datang untuk mematahkan tujuan penelitian, kita dapat menghadapi dan mempertahankan argumen dengan baik. Namun, ada juga kesulitannya, masih di tahap yang sama studi literatur. Topik yang banyak diminati berarti memiliki banyak sumber bahasan. Bisa jadi kita mengangkat topik yang ternyata pernah dibahas peneliti sebelumnya. Malangnya, bila deskripsi masalah dan solusi penelitian hanya tersedia sesuai bahasa "Ibu" sang author. Butuh tambahan effort berupa waktu dan tenaga untuk memahami sumber tersebut.
Kesimpulannya, tetap perkaya wawasan dan pertahankan semangat menuntut ilmu! :-)
Tidak ada komentar: