Tuan Rumah dan Tamunya

Bismillah,

Hanya ingin sedikit cerita tentang website...
Dulu, waktu pertama kali mengenal internet melalui pelajaran "Teknologi Informasi dan Komunikasi" di sekolah, khususnya materi tentang website, salah satu hal yang aku ingat sampai saat ini adalah website itu seperti rumah kita di dunia maya. Semua orang-orang yang terkoneksi dengan jaringan internet bisa dengan bebas mengunjungi "rumah" kita tanpa hambatan.
Bicara tentang website dan pengunjungnya seperti membahas mengenai seorang tuan rumah dan tamunya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

[رواه البخاري ومسلم]
 Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Yang beriman, adalah yang memuliakan tamunya.
Layaknya sebuah nasehat pada diri sendiri untuk memuliakan siapa saja yang "bersilaturrahim" ke blog ini. Tiba-tiba saja teringat, niat awal membuat blog adalah sebagai reminder bagi diri sendiri yang sering sekali lupa. Jiwa yang sering sekali lalai. Agar lebih sering menangis ketika membacanya kembali. Entah mungkin sebagai pertanyaan balik pada diri, kapan, kenapa tulisan itu ada, bagaimana engkau saat itu ketika menuliskannya. Mungkin juga sebagai cambukan, ketika aku lupa.
Kini dan entah bagaimana aku merasa sepertinya selama ini aku salah fokus. Hanya memikirkan diri sendiri, dan berpikir bahwa hanya aku di dunia blogku pribadi. Tanpa memperhatikan mungkin saja ada jari jemari yang tak sengaja menuntun matanya singgah di gubuk sederhana milikku. Aku yang mungkin terlupa akan hikmah dan manfaat yang dapat ku berikan dalam tulisan-tulisanku di sini hingga menulis sekenanya. Aku yang selalu menolak untuk menyebarluaskan blogku, terkadang seperti seseorang yang menolak rumahnya dikunjungi. Pahadal aku paham betul bahwa tamu itu rahmat. Ia bahkan bisa menjadi pengingatku atau pelengkap atas tulisan-tulisanku bila terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Jika tidak ada yang mengingatkan, aku tidak akan berkembang dan berkutat di lingkaranku sendiri.
Ah, maafkan aku wahai para tamu yang semoga Allah memuliakanmu karna bersedia berdiri mematung sejenak untuk sekedar melihat rajutan bambu tua dan lukisan sederhana di tembok-tembok blog ini. Maafkan aku yang belum benar dan baik dalam memuliakanmu. Semoga kita bisa memperoleh manfaat sebanyak-banyaknya dalam petualangan hidup ini.
Sungguh karena Allah, mari memuliakan tamu :)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.