Self_Talk = Talk to Rabb

Bismillah,

Di semester genap tahun ajaran 2012/2013 ini, aku mengambil mata kuliah KAP (Komunikasi Antar Personal) dengan 2 sks. Mata kuliah ini termasuk mata kuliah yang paling aku sukai. Di kelas, dosen biasanya meminta salah seorang kami menjadi volunteer maju ke depan kelas kemudian menceritakan pengalamannya yang terkait dengan materi yang diajarkan. Nah, hari ini materi yang diberikan dosen adalah membahas mengenai Self-Concept, dan di dalamnya terdapat Self-Talk. Hm, aku tidak akan membahas panjang lebar tentang konsep, karena rasanya teman-teman dari psikologi tentu lebih paham konsepnya. Hanya saja, setiap kita agaknya pernah melakukan dialog dengan diri kita sendiri dan kini aku akan sedikit bercerita tentang pendapatku terhadap self-talk.
Ketika seseorang melakukan self-talk untuk memberikan "pengaruh" pada dirinya, self-talk yang terjadi sering kali benar-benar ampuh memberikan pengaruh besar terhadap pribadi, sifat, dan aksi yang akan dilakukannya. Misalnya jika kita merasa dan berpikir bahwa kita akan menjadi orang yang diasingkan di tengah masyarakat, dicuekkan, merasa baru, dan susah bergaul, maka secara tidak langsung pikiran itu akan membentuk medan magnet di sekeliling kita hingga orang-orang pun akan memperlakukan kita sebagai orang yang asing, dan akhirnya kita benar-benar asing >_<
Sebaliknya, jika kita merasa kita fleksibel, mudah bergaul, ramah, asik, menarik, khas (dengan tetap memegang prinsip tentunya^^) maka medan magnet positif akan mengelilingi kita sehingga orang-orang sekitar akan memperlakukan kita sebagai orang yang asik, ramah, mudah bergaul, seperti yang kita pikirkan, hingga akhirnya kita benar-benar menjadi orang yang memiliki hubungan sosial yang baik dengan lingkungan. 
Maka, jreng jreng jreng, setelah menyadari self-talk dengan 2 contoh kasus ini, aku pribadi menyimpulkan bahwa ini adalah bahasa manusia yang meng-umum-kan bahasa indah Allah "Bahwa Allah lebih dekat daripada urat lehermu sendiri". 

 وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ||٥٠:١٦

Allah memahami setiap kata, setiap kalimat, setiap bahasa dan setiap bisikan yang terbesit di hati kita. Subhanallah, ilmu Allah itu memang modern. Tanpa batas.  Tapi kemudian saya menyadari, bahwa hal yang paling penting dalam kegiatan self-talk ini ialah saat itu kita sesungguhnya sedang menceritakan diri kita pada Allah. Ah, kata-kata self-talk ini sedikit membuat ragu dan membuat kita kadang-kadang jadi pasrah bahwa ini kegiatan murni dengan diri sendiri. Sehingga, sering kali tidak peduli bahwa mungkin saja sesuatu yang diucapkan pada diri sendiri itu adalah sebuah ungkapan negatif yang tidak sebaiknya kita berikan pada diri kita. Jikalau menyadari bahwa sebenarnya saat itu kita berdialog dengan Rabb, biasanya kita akan mengucapkan kebaikan, berdoa yang terbaik buat kita dan keluarga kita, mengharapkan Allah meridhai jalan yang kita ambil dan memohon agar Rabb memberi kita kekuatan. Langka sekali ada orang yang mendoakan petaka untuk dirinya sendiri, bahkan mungkin tidak ada, kecuali karena kurangnya rasa syukur. Ya, ya...Rabb itu prasangka hamba-Nya :)
Mulai sekarang selalu ucapkan kata-kata positif dari diri kita, kata-kata nasehat dalam kesabaran dan kebenaran
~Be Positive Be Happy <(^0^)/

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.