Surat untuk Ibrahim
Bismillah
Assalamualaikum! Halo Ibrahim.
Ibu ini, Nak. Ibrahim apa kabar hari ini? Sehat? Cukup? Jangan lupa bersyukur ya seperti nama Anak.
Begitu setiap subuh Ibu menyapamu, Nak. Dan setiap itu pula Allah jadikan Ibrahim Qurrota A'yun lewat senyum tulus ikhlasmu merespon sapaan Ibu. Lebih dari cukup memberi Ibu kekuatan untuk menjalani hari dengan semangat. Barakallah, Nak. Kebahagiaan Ibu, Allah mampukan menjaga Ibrahim.
Dulu, beberapa bilangan tahun yang lalu, Ibu suka bercerita di sini. Di buku harian digital Ibu, hehe. Tapi tidak sesering itu beberapa tahun terakhir. Sebab tidak menulis adalah cara Ibu menjaga. Kita tidak pernah bisa lari dari buruknya prasangka manusia. Dari kejamnya fitnah. Yang bisa kita lakukan adalah meredam ruang-ruangnya.
Lalu suatu ketika saat kita bermain bersama, sebuah suara menggema dalam relung hati Ibu,
Bagaimana jika suatu hari Ibu mulai lupa? Ibu yang tidak suka berfoto ini, punya apa untuk nanti kita bercerita? Sebagaimana lupa adalah fitrah manusia, apakah suatu hari nanti Ibu masih mampu mengingat semua perjalanan kita?
Apakah Ibu akan mampu? Ibu benar-benar meragukan diri sendiri. Hari ini, Ibrahim sudah tumbuh besar. Tumbuh lebih kuat dengan segala kemampuan yang Allah karuniakan. Semua itu adalah pemberian Allah yang Ibu saksikan kepadamu Nak.
Saat lelah Ibu berhadapan dengan interaksi semi nyata dari layar 12 inch, senyum Ibrahim menenangkan kekusutan Ibu. Bahkan, tangisan Ibrahim untuk sekedar meminta susu lalu ingin lepas dan main lagi setelahnya, adalah hiburan penyemangat Ibu. Ibrahim seperti sumber listrik untuk baterai Ibu yang mulai sering bocor hehehe.
Ibrahim.. Ibrahim..Semoga Allah menjadikan Ibrahim insan bertakwa, pribadi yang berakhlak mulia.
Permintaan Ibu, tidak sulit kan Nak? :")